KEDIRI – Cemilan coklat umumnya dipadukan dengan buah-buahan atau beberapa jenis kacang-kacangan. Bagaimana rasanya jika coklat dipadukan dengan Moringa Oleifera atau biasa disebut daun kelor.
Siswa SMK Global Tarokan, Kabupaten Kediri mencoba memadukan dua hal tersebut. Hasilnya rasa coklat yang didapat tidak kalah dengan rasa coklat pada umumnya. Selain rasa legit dan manis ala coklat, produk yang dibuat para siswa ini juga memiliki kandungan vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh, serta antioksidan yang bisa membantu mengatasi kanker, menurunkan kolesterol jahat, dan untuk kecantikan kulit.
baca ini : Menikmati Edible Flower Segar Dalam Sebuah Puding
Ketua Tim Pelaksana UD Rasa Sayange, Redi Lukmono mengatakan, produk coklat kelor ini berawal dari tugas sekolah pada Oktober 2019 untuk membuat produk makanan yang disenangi namun memiliki khasiat. Mereka akhirnya berinisiatif menggunakan daun kelor. Bukan tanpa alasan, selain memiliki khasiat untuk kesehatan, pohon kelor banyak ditemui di wilayah sekitar sekolahan.
“Hal itu juga sesuai syarat produk yang dibuat harus baru dalam artian belum ada yang membuat produk yang sama. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengkolaborasikan antara cokelat dengan daun kelor,” kata Redi kepada bacaini.id, Sabtu, 30 Januari 2021.
Untuk pembuatan cokelat kelor ini dijelaskan oleh Rendi dimulai dari daun kelor yang dijemur kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk. Setelah itu serbuk daun kelor dicampur dengan cokelat batangan yang telah dipesan sebelumnya. Adonan tersebut kemudian dicetak dan dikemas dengan label Rasa Sayange. “Cukup simple, dan Alhamdulillah selama pandemi kita masih bisa produksi,” pungkasnya.
Inovasi tersebut mendapat penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Kediri yang akhirnya juga memberikan bantuan berupa alat produksi untuk mengembangkan usaha mereka. Saat ini produk sekolah yang diberi label SMK Mini, berkembang menjadi UD Rasa Sayange.
Colat buatan para siswa SMK ini juga telah berhasil menarik minat konsumen. Terbukti setiap harinya mereka memproduksi cokelat daun kelor mulai 3 hingga 5 Kg cokelat kemasan. Setiap bulannya, tidak kurang dari 100 pcs cokelat laku terjual ke berbagai daerah di Indonesia.
baca ini : Berburu Wedang Anti Corona di Warung Madani Mojoroto
Redi juga mengatakan, selama ini pemasaran produk dilakukan secara online dengan bantuan pelajar SMK Global yang mempromosikan, dan dari mulut ke mulut. Selain itu promosi juga dilakukan saat ada acara atau pameran UMKM. “Biasanya kalau ada pameran kita pasang stand disana untuk menjual hasil produksi,” tambah Redi.
Dengan dibanderol harga Rp 5.000, 00 untuk eceran dan Rp 4.000, 00 untuk reseller, penghasilan jutaan rupiah mampu didapatkan setiap bulan. Lebih dari itu, usaha ini membuat para siswa dan UD Rasa Sayange tetap produktif di masa pandemi Covid-19.
Walaupun mengalami penurunan, penjualan made by order masih tetap berjalan. Pemesanan dan pengiriman pesanan di daerah lain hingga saat ini masih berjalan. Karena usaha ini juga tidak memberikan batasan minimal dan maksimal pengiriman, jarak jauh sekalipun. “Paling jauh beberapa waktu yang lalu kita kirim ke Cikarang, Jawa Barat. Orderan juga datang dari Banyuwangi,” kata Rendi.
Selain coklat kelor, para siswa juga membuat kopi dengan bahan tambahan daun kelor, sama halnya dengan coklat kelor, pembuatan kopi ini ditambah dengan campuran serbuk daun kelor.
Selain Coklat daun kelor para siswa juga membuat kopi campuran daun kelor. Kopi ini secara khasiat tak kalah dengan coklat kelor yang memiliki banyak manfaat baik untuk tubuh. Kopi daun kelor sendiri dibandrol sama dengan harga coklat yakni Rp 5.000 saja per shachet.
Penulis : Novira Kharisma
Editor : Karebet