BLITAR – Pemerintah Kota Blitar memastikan akan segera memulai proses ekskavasi Tahap III Candi Gedog bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur, dengan harapan keseluruhan struktur bangunan Candi dapat terpetakan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Blitar, Tri Iman Prasetyono mengatakan, Pemkot Blitar telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 160 juta untuk melanjutkan ekskavasi di Candi Gedog tahun ini. Anggaran tersebut nantinya akan dipakai untuk memperpanjang sewa lahan, pelaksanaan ekskavasi, dan kajian pembebasan lahan di sekitar situs Candi Gedog.
“Sesuai rencana ekskavasi Tahap III akan dilakukan selama delapan hari kerja,” ujar Tri kepada bacaini.id, Jumat, 8 Januari 2021.
Dia mengatakan, ekskavasi ditargetkan dapat mengungkap peta keseluruhan dari struktur bangunan Candi yang bangunan utamanya diperkirakan menempati lahan seluas sekitar 400 meter persegi itu. Namun, Tri mengaku belum bisa memastikan kapan ekskavasi akan dimulai karena masih menunggu kabar dari BPCB Trowulan.
baca ini : Seminggu Digali BPCB Temukan Pola Patirtan Gunung Klotok
Candi Gedog adalah salah satu candi di Jawa Timur yang mendapat perhatian dari Sir Thomas Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, dan menuliskannya di salah satu bagian dari bukunya History of Java yang terbit tahun 1917. Raffles, di buku itu, mendeskripsikan Candi Gedog sebagai sebuah candi yang megah dengan bangunan berundak dan tangga batu menjadi penghubung antar bagian.
Namun sejarawan dan arkeolog tidak berhasil menemukan Candi Gedog hingga pada awal September 2019 seorang petani penggarap menemukan arca kepala kala di pematang sawah sekitar 100 meter dari situs Punden Joko Pangon, di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan. Punden Joko Pangon inilah yang kemudian diidentifikasi oleh BPCB Trowulan sebagai tempat dimana reruntuhan Candi Gedog terkubur.
Pada observasi pertamanya, Tim BPCB memastikan Candi Gedog adalah candi peninggalan era Majapahit. Pertengahan tahun lalu, selama ekskavasi Tahap II, Tim mendapati sejumlah temuan baru yang mengindikasikan adanya pengaruh kebudayaan era Singhasari. Kesimpulan itu muncul dari ditemukannya fragmen patung Harihara, perwujudan Dewa Wisnu dan Siwa.
Selain itu, Tim juga menyimpulkan bahwa Candi Gedog pernah menjadi target perusakan oleh manusia, sebuah simpulan yang didasarkan pada fakta ukuran dan bentuk serpihan-serpihan dari bangunan candi yang berserakan. Ketua Tim Nugroho Harjo Lukito mengatakan, ukuran pecahan kecil dan bentuknya tak beraturan. “Berbeda dengan pecahan arca yang diakibatkan oleh bencana alam,” katanya.
Antusiasme Pemkot Blitar pada Candi Gedog dilatari oleh program pengembangan industri pariwisata dengan destinasi utama Makam Bung Karno. Jika kelak ekskavasi telah tuntas dan pemugaran dapat dilakukan, Candi Gedog akan menjadi pelengkap penting wisata reliji dan sejarah di Kota Blitar.
Penulis : Hasan
Editor : Karebet