LUMAJANG – Bantuan logistik untuk warga terdampak letusan Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang terus mengalir di posko darurat bencana alam erupsi gunung semeru. Berdasarkan data dari BPBD setempat, sampai saat ini bantuan tersebut dinyatakan melimpah.
Kepala Bidang Penanggulangan, Kesiapsiagaan dan Logistik (PKL) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, sampai saat ini, logistik di posko darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru sudah sangat mencukupi. Dia menyebutkan kepedulian semua pihak sangat besar dan patut diapresiasi.
“Kondisi logistik sudah sangat mencukupi. Terima kasih kepada semua donatur, baik dari Lumajang maupun luar daerah, CSR ataupun NGO. Semoga bermanfaat untuk masyarakat,” kata dia dalam keterangannya kepada BacaIni.id pada Selasa, 8 Desember 2020.
Berdasarkan data BPBD Lumajang disebutkan bahwa kurang lebih ada sekitar 18.465 jiwa di dua desa terdampak bencana alam erupsi Gunung Semeru ini. Sebanyak 5.596 jiwa diketahui berasal dari Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo dan 11.869 jiwa berasal dari Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Sedangkan untuk jumlah kerugian materi kurang lebih mencapai Rp 1.038.460.000. Diantaranya 15,76 hektar tanaman padi sebesar Rp 94.560.000, 10,23 hektar tanaman cabe merah Rp 613.800.000, 0,5 hektar tanaman salah Rp 30 juta, 4 ekor sapi Rp 69 juta dan 7 ekor kambing Rp 2.100.000.
Sementara, untuk fasilitas umum yang terdampak seperti Jides atau jaringan irigasi berskala kecil kerugiannya ditaksir sebesar Rp 82 juta dan pipanisasi tahun 2015 serta 2017 Rp 147 juta.
Oleh karena itulah, Wawan mengatakan pihaknya berupaya bergerak cepat untuk segera dan terus mendistribusikan bantuan yang ada ini kepada masyarakat. Dengan harapan meringankan beban masyarakat tersebut.
“Alhamdulillah, sampai saat ini kita upayakan di distribusikan. Kemarin juga sudah,” ungkapnya.
Meski demikian, dia mengatakan pihaknya juga selalu melakukan evaluasi dan koordinasi dengan berbagai pihak. Hal itu untuk meminimalisir terjadinya ada warga terdampak erupsi Gunung Semeru yang tidak masuk dalam data. Sehingga tidak menerima bantuan.
“Makanya, kita selalu koordinasi dengan pihak desa untuk terus mengupdate data warganya yang terdampak. Karena apa, saya tidak ingin ada satu saja yang tidak kebagian. Semua harus kebagian,” ucapnya.
Dia pun berharap kepada pihak desa agar data yang detail dan di pilah seperti jumlah balita, ibu hamil, perempuan dan laki-laki. Hal tersebut menurutnya agar bantuan mudah didistribusikan dan tepat sasaran sesuai dengan kondisi masyarakat.
“Disini kan banyak. Ada bantuan seperti susu ibu hamil, balita dan pampers. Kalau kita tidak tahu datanya, kan susah. Nanti salah,” kata Wawan.
“Kita beri pampers atau susu ibu hamil. Tapi tidak ada balita atau ibu hamil. Siapa yang mau pakai. Nah, itu yang kita harapkan tidak terjadi,” imbuhnya.
Dari pantauan BacaIni.id di posko Lapangan Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh. Bantuan dari kelompok masyarakat terus berdatangan. Mulai barang, uang hingga bahan makanan seperti sayuran-sayuran yang datang dari masyarakat Ranupani, Kabupaten Lumajang.
Sebelumnya, Kepala BNPB Doni Monardo juga menyerahkan bantuan berupa Dana Siap Pakai (DSP) Rp 500 juta untuk penanganan bencana alam erupsi Gunung Semeru. Selain itu juga memberikan bantuan lain berupa tenda pengungsi, swab tes antigen, paket perlengkapan bayi, masker kain, matras serta selimut.
Lebih lanjut, Wawan menyampaikan terima kasih kepada kelompok masyarakat yang ikut membantu meringankan beban masyarakat terdampak bencana alam erupsi Gunung Semeru. “Kami juga berpesan kepada donatur, seandainya ingin menyumbang agar berkoordinasi dengan kami di posko. Jangan langsung diberikan. Dengan harapan agar bantuannya merata,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, bencana alam erupsi Gunung Semeru terjadi pada Selasa, 1 Desember 2020. Sampai saat ini, gunung tertinggi di Jawa ini berstatus waspada (Level II) dan status tanggap darurat masih berlangsung hingga Senin, 14 Desember 2020.
Penulisan : Moh Badar Rizqullah
Editor : Karebet