Bacaini.ID, KEDIRI — Michael de Nostredame atau Nostradamus adalah peramal Perancis abad ke-16 yang terkenal dengan ramalannya yang jitu.
Karya Nostradamus yang berjudul Les Prophéties (1555) menjadi rujukan para interpreter (peramal) dari berbagai belahan dunia untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan.
Memang tidak menyebutkan spesifik tahun dan kejadian, namun para interpreter menggunakan quatrain-quatrain samar yang ditulis Nostradamus dalam puisi-puisi yang ditulisnya di Les Prophéties.
Baca Juga: Ramalan Baba Vanga Soal Bencana Besar Tahun 2025, Akankah Terbukti Nyata?
Untuk tahun 2026, para interpreter modern menghubungkan quatrain nomor 26 dan menjadikannya prediksi peristiwa (ramalan) yang bakal terjadi pada tahun 2026.
Meskipun bersifat spekulatif, ramalan Nostradamus diyakini sering menjadi kenyataan. Berikut sejumlah ramalan Nostradamus untuk tahun 2026 yang diinterpretasikan para peramal di seluruh dunia.
Perang Besar dan Konflik Global
Quatrain ‘Seven months great war, people dead through evil’ atau referensi Mars, dewa perang, yang dominan.
Banyak yang menafsirkan sebagai eskalasi konflik Timur vs Barat. Prediksi perang terus berlanjut seperti Ukraine vs Rusia, perang di Timur Tengah, atau ada perang baru.
Di dalamnya juga tersebut kalimat ‘human blood will sprinkle the sanctuary’, yang berarti darah ada di mana-mana. Para peramal mengindikasikan perang yang akan terjadi di berbagai belahan dunia dan bahkan ancaman Perang Dunia III.
Baca Juga: Berikut Bisnis Teknologi yang Bakal Booming di 2026
Sekawanan Lebah Besar yang Bangkit
Dari quatrain I:26: ‘The great swarm of bees will arise… by night the ambush…’. Serangan lebah yang besar namun para interpreter menerjemahkan sebagai bukan serangan lebah secara harfiah.
Lebah menjadi simbol kekuatan atau pemimpin besar yang naik. Artinya, kemenangan untuk figur-figur pemimpin dunia yang kontroversial. Beberapa menerjemahkan sebagai Trump dan Putin.
Pemimpin Besar Tersambar Petir
‘Great man struck down in a day by a thunderbolt’, kematian mendadak atau jatuhnya figur penting secara tiba-tiba.
Tersambar petir yang dimaksud adalah serangan tiba-tiba yang menyebabkan kejatuhan seorang pemimpin besar. Bisa berupa kematian maupun kejatuhan secara politik.
Konflik di Eropa
Buku ramalan Nostradamus juga menyebutkan: ‘Ticino overflow with blood’. Quatrain tentang Ticino, wilayah Swiss selatan perbatasan dengan Italia, diprediksi memiliki potensi perang atau konflik di Eropa.
Para interpreter memprediksi kemungkinan konflik antar negara tetangga di wilayah Eropa.
Perubahan Iklim dan Bencana
Para peramal ‘penerjemah’ buku Nostradamus juga mengungkap tentang kalimat ‘three fires from the eastern sides’ yang diartikan sebagai kemungkinan dari konsekuensi perubahan iklim yang diterima manusia secara global.
Banyak bencana yang akan terjadi di berbagai belahan dunia akibat perubahan iklim global.
Shift Kekuatan Global ke Asia
Menjadi kabar baik buat Asia, buku Nostradamus menyebutkan negara Barat yang ‘loses its light in silence’, kehilangan cahaya dalam kesunyian.
Para peramal memprediksi mulai lunturnya kekuatan Barat dan Eropa dan bergeser ke wilayah Timur atau Asia.
Fenomena ini didukung oleh fakta yang terjadi bahwa kini, kemajuan teknologi dan ekonomi dunia lebih dikuasai oleh negara-negara Asia seperti China, Jepang, Korea.
Harapan di Tengah Kegelapan
Ramalan yang sebagian besar ‘gelap’ ini menyisakan satu hal positif yang membuat optimistis. ‘Shadows will fall, but the man of light will rise’, salah satu kalimat dari quatrain 26 diinterpretasikan sebagai harapan setelah terjadi krisis.
Ada regenerasi, pemimpin baru atau perubahan positif yang membawa masyarakat lebih maju dan makmur.
Ramalan Nostradamus untuk tahun 2026 digambarkan sebagai tahun penuh drama: perang, gejolak politik, namun berakhir dengan masa depan yang lebih cerah.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa ramalan ini merupakan refleksi ketakutan masyarakat dunia sekarang ini yang dipenuhi oleh chaos dimana-mana.
Namun jika dilihat secara netral, ramalan-ramalan Nostradamus seringkali ‘cocok’ karena quatrainnya yang fleksibel, bisa diinterpretasikan bermacam-macam.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif





