Bacaini.ID, KEDIRI – Rasanya hampir tidak ada orang di muka bumi ini yang sanggup menolak godaan brownies. Kue cokelat legit ini bahkan di Indonesia jadi cemilan oleh-oleh di berbagai daerah.
Brownies, semakin ‘nyoklat’ dianggap semakin enak. Namun siapa sangka, resep asli kue ini ternyata tanpa cokelat.
Brownies dengan resep asli menggunakan molase atau di Indonesia lebih dikenal sebagai tetes tebu untuk warna coklat pekat dan sensasi legitnya.
Di awal terciptanya, brownies tidak dikategorikan sebagai kue, namun permen atau biskuit. Tetes tebu di era itu merupakan bahan masakan yang umum digunakan sebagai pemanis. Gula belum banyak digunakan karena masih langka dan mahal.
Sementara cokelat di era tersebut hanya dikenal sebagai minuman, dan harganya pun juga sangat mahal.
Baca Juga:
Sejarah Terciptanya Brownies
Kue ini dibuat pertama kali oleh koki The Palmer House Hotel di Chicago pada tahun 1893 atas perintah istri dari pemilik hotel, Bertha Palmer.
Bertha Palmer, seorang sosialita Amerika, ingin menjamu para perempuan yang hadir dalam sebuah acara besar saat itu, World’s Columbian Exposition, di mana ia menjadi ketua Boards of Lady Managers.
Ia menginginkan hidangan penutup yang bisa dimasukkan dalam kotak makan siang, yang bentuknya lebih kecil dari kue-kue kebanyakan saat itu.
Dari tangan koki The Palmer House Hotel, terciptalah hidangan pencuci mulut sekali santap berwarna cokelat pekat yang dikenal sebagai ‘Palmer House Brownie’.
Kabarnya hingga kini brownies resep asli masih disajikan di hotel tersebut dan menjadi hidangan paling populer mereka.
Resep awal dari brownies tidak mengandung cokelat sama sekali. Selain menggunakan tetes tebu, yang khas dari kue ini adalah penggunaan kenari dan glasir aprikot.
Resep kue molase khas Palmer House banyak ditulis di media dan buku lokal Amerika dengan banyak versi, namun resep dasarnya sama: molase atau brown sugar dan walnut dengan glasir aprikot.
Brownies kemudian menjadi pencuci mulut populer dengan rasa klasik karamel-pahit-manisnya yang khas.
Brownies Cokelat Muncul di Awal 1900an
Brownies terus berevolusi mengikuti perkembangan zaman. Banyak versi mengenai awal dari tambahan cokelat dan bentuknya yang terus berkembang menjadi cake lembut.
Namun yang paling fenomenal dalam sejarah brownies adalah resep dari Fannie Merritt Farmer dalam buku masak ‘The Boston Cooking-School Cook Book’ di tahun 1906.
Buku ini bisa dikatakan sebagai ‘buku babon’ resep masakan Amerika abad 20 yang hingga kini terus dicetak ulang.
Untuk pertama kalinya, resep brownies diberi tambahan cokelat leleh namun tetes tebu masih tetap digunakan.
Dari sinilah, brownies dikenal secara nasional di Amerika dan menjadi dessert viral di masanya. Rasa brownies klasik, masih bertahan.
Hingga di tahun 1907, muncul resep yang dianggap sebagai ‘blueprint’ brownies modern oleh Walter M. Lowney Company dalam Lowney’s Cook Book.
Resep brownies versi baru yang full cokelat tanpa menggunakan molase atau tetes tebu.
Lowney membagikan buku resepnya secara gratis ke puluhan ribu rumah dan brownies cokelat langsung meledak popularitasnya.
Walter M. Lowney adalah pengusaha cokelat besar di Amerika di era tersebut. Perusahaannya, Walter M. Lowney Company merupakan salah satu produsen cokelat premium terbesar di Amerika sebelum akhirnya dibeli Nestle di tahun 1930.
Bisa dibilang, brownies modern adalah hasil dari inovasi marketing perusahaan cokelat yang hingga kini masih terus bertahan.
Di tahun 1920an, brownies sudah sepenuhnya menggunakan cokelat tanpa molase. Bahan dasar gula pasir dan unsweetened chocolate jadi standar.
Hingga bentuk awal brownies yang fudgy tebal dan chewy, berubah lebih cakey/cake di tahun 1940an dan populer di tahun 1950an.
Di Indonesia, brownies sudah dikenal sejak 1980an namun masih terbatas. Brownies menjadi kudapan elit dengan harga yang relatif mahal.
Hingga kemudian populer di akhir 1990-awal 2000an dengan versi yang lebih ‘merakyat’ melalui toko-toko kue modern.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif





