Bacaini.ID, KEDIRI – Sejumlah bencana alam di Indonesia beberapa hari terakhir disebabkan faktor hidrometeorologis (cuaca), kondisi geografis dan eksploitasi alam oleh manusia.
Menyusul erupsi gunung Semeru di wilayah Jawa Timur, banjir bandang dan longsor menerjang sebagian besar wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Baca Juga:
- Banjir Bandang Uji Warga Asia Tenggara, Efek Deforestasi?
- Kisah Bencana Alam Terbesar yang Mengubah Dunia
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sepanjang 1 Januari hingga 28 November 2025, terdapat 2.942 bencana alam di Indonesia.
Lebih dari 70% di antaranya merupakan banjir dan cuaca ekstrem. BMKG menjelaskan bahwa anomali cuaca, dipicu oleh kemunculan Siklon Senyar, sebuah fenomena langka yang terbentuk di Selat Malaka.
Siklon ini meningkatkan intensitas curah hujan hingga masuk kategori ekstrem di sejumlah wilayah. Namun, faktor cuaca bukan satu-satunya penyebab.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menilai bahwa kerusakan lingkungan memiliki andil besar memperparah dampak bencana.
Alih fungsi lahan seperti penebangan, pembukaan perkebunan, hingga pertambangan membuat kapasitas kawasan hulu untuk menyerap air berkurang.
Berikut data BNPB mengenai jumlah kejadian per bencana alam di Indonesia selama kurun waktu 1 Januari hingga 28 November 2025:
• Banjir, 1454 kejadian
• Cuaca ekstrem, 638 kejadian
• Karhutla, 546 kejadian
• Tanah longsor, 218 kejadian
• Kekeringan, 36 kejadian
• Gempa bumi, 23 kejadian
• Gelombang pasang dan abrasi, 20 kejadian
• Erupsi gunung api, 6 kejadian
• Tsunami, 1 kejadian.
Deputi Eksternal WALHI dalam sebuah wawancara di salah satu televisi nasional mengungkapkan bencana alam di Sumatera bukan semata-mata akibat dari siklon tropis.
Landscape wilayah yang berupa bukit bergelombang dan curam telah mengalami ekstraksi seperti pertambangan emas, perkebunan sawit dan proyek-proyek lainnya.
Mencegah bencana akibat eksplorasi alam diperlukan kombinasi regulasi pemerintah yang ketat, praktik industri berkelanjutan, dan kesadaran atau partisipasi masyarakat.
Sementara informasi yang disampaikan BNPB hingga Selasa (2/12/2025), jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat sebanyak 659 orang.
Jumlah korban yang sampai saat ini masih hilang sebanyak 475 orang. Jumlah korban luka-luka sebanyak 2.600 orang. Sedangkan jumlah warga yang terdampak mencapai 3,2 juta jiwa.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif





