Ringkasan berita:
- Cak Imin meminta Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melakukan pertobatan.
- Kritik ini muncul di tengah meningkatnya sorotan publik terhadap kebijakan pemerintah dalam pengelolaan hutan dan energi.
Bacaini.ID, KEDIRI – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin meminta Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melakukan taubatan nasuha.
Pernyataan itu muncul setelah serangkaian banjir bandang dan tanah longsor melanda beberapa wilayah, termasuk Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Menurut Cak Imin, bencana tersebut tidak bisa dilepaskan dari kerusakan alam akibat kebijakan yang tidak berpihak pada kelestarian lingkungan. Dalam pidatonya di Bandung, Senin (1/12/2025), Cak Imin menegaskan bahwa para pejabat terkait harus bertanggung jawab atas kerusakan hutan dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Ia menilai, langkah pertobatan diperlukan agar kebijakan ke depan lebih berorientasi pada pemulihan lingkungan dan keselamatan rakyat.
“Hari ini saya mengirim surat ke Menteri Kehutanan, Menteri ESDM, Menteri Lingkungan Hidup, untuk bersama sama evaluasi total. Evaluasi kebijakan, policy, dan langkah kita sebagai wujud komitmen dan kesungguhan kita sebagai pemerintah. Bahasa NU-nya taubatan nasuha,” kata Cak Imin dalam workshop di Bandung.
Video pernyataan tersebut segera menyebar di berbagai platform media sosial, dan memicu beragam reaksi publik. Sebagian masyarakat mendukung sikap tegas Cak Imin, sementara yang lain menilai pernyataan itu sebagai bentuk sindiran politik terhadap para menteri yang disebut.
Sementara itu banjir bandang yang terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh disebut telah mencapai 604 jiwa. Merujuk Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB), korban jiwa itu tersebar di Sumatera Utara sebanyak 283 jiwa, Sumatera Barat sebanyak 165 jiwa, dan Aceh sebanyak 156 jiwa.
Penulis: Hari Tri Wasono





