KEDIRI – Keterbatasan fisik bukan menjadi alasan penyandang disabilitas di Kabupaten Kediri untuk menyerah. Mereka berlatih membuat asesoris agar bisa dijual dan membantu perekonomian keluarga.
Sebanyak 20 penyandang tuna rungu dan tuna daksa berlatih keras membuat kerajinan assesoris. Dengan keterbatasan fisik yang dimiliki, mereka membuat bros, kalung, dan gelang beragam rupa.
Pelatihan membuat assesoris ini adalah program Dinas Sosial Kabupaten Kediri untuk membantu kaum disabilitas agar lebih berdaya. “Teknik membuat assesoris ini mudah dan bisa dipraktekkan siapa saja,” kata Lucky Purnami, instruktur pelatihan kepada Bacaini.id.
Lucky merasa sangat senang bisa memberi pelatihan penyandang disabilitas dari Paguyuban Disabilitas Kabupaten Kediri (PDKK). Biasanya dia memberi pelatihan kepada masyarakat umum.
Lucky mengajarkan teknik wire dengan tingkat kesulitan mulai yang mudah hingga sedang. Sejauh ini tidak ada kesulitan memberi pelatihan pada mereka yang memiliki keterbatasan. “Mereka bisa mengikuti arahan kami membuat bros, kalung dan juga gelang,” ucap perempuan berusia 38 tahun itu.
Menurut Lucky, hasil karya mereka sangat bagus. Dia berharap produk itu akan bisa diterima pengusaha dan pemilik gerai assesoris untuk diperjual belikan.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kabupaten Kediri, Dyah Saktiana mengatakan program ini rutin dilakukan kepada para penyandang disabilitas. Pelatihan ini akan sangat membantu mereka terutama di masa sulit sekarang ini. “Biasanya diikuti pameran dengan membuat satu stand khusus untuk memajang karya mereka,” katanya.
Namun karena masih dalam situasi pandemi, ruang pameran belum bisa digelar. Dinsos akan menggantinya dengan banyak melakukan pelatihan yang bisa dikerjakan di rumah.
Laela, salah satu peserta pelatihan mengaku telah berhasil membuat dua buah bros dan satu kalung. Dia antusias mengikuti pelatihan ini dan berharap bisa menjualnya kepada orang lain. (ADV)
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW