Bacaini.ID, KEDIRI – Cuaca buruk yang melanda Indonesia beberapa hari terakhir merupakan dampak dari dua bibit siklon tropis, 97S dan 98S, yang masih aktif di sekitar perairan selatan Indonesia.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hal itu menimbulkan hujan lebat, angin kencang, petir, gelombang tinggi, hingga potensi banjir dan tanah longsor.
Cuaca buruk mengintai hampir di seluruh Indonesia, tak terkecuali Jawa Timur.
BMKG memprediksi cuaca ekstrem akan berlangsung hingga akhir November, bahkan berpotensi berlanjut ke Desember 2025.
BMKG menjelaskan bahwa saat ini terjadi fenomena kombinasi berbahaya dari Bibit Siklon Tropis 98S di Samudra Hindia selatan Jawa, sekitar 8–10° LS, terus memompa uap air ke daratan Jawa bagian selatan.
Sementara Bibit Siklon 97S di Laut Flores, timur NTT, memperkuat aliran angin timuran yang membawa massa udara basah ke Jawa Timur.
Peningkatkan pembentukan awan kumulonimbus secara masif juga terjadi. Suhu permukaan laut perairan selatan Jawa yang hangat, menyediakan ‘bahan bakar’ tak terbatas bagi awan hujan.
Akibatnya, hampir setiap hari beberapa wilayah di Jawa Timur seperti Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Kota Batu, Kediri, hingga Lumajang dan Jember diguyur hujan lebat (>50 mm/hari), bahkan ekstrem (>100 mm/hari) di beberapa titik.
Baca Juga:
- Cuaca Ekstrem, Jawa Timur Rawan Banjir dan Longsor
- Puluhan Rumah di Kediri Terendam Banjir
- Cuaca Buruk, Jalur Wisata di Mojokerto Ditutup
Prakiraan Cuaca 7 Hari Kedepan Jawa Timur
Dikutip dari BMKG, tanggal 17-19 November merupakan puncak intensitas hujan di Jawa Timur. Hampir 90% wilayah Jatim selatan dan tengah berpotensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang >45 km/jam.
Wilayah Pacitan, Trenggalek, dan Tulungagung bahkan masuk status Siaga Banjir-Longsor.
Tanggal 20–21 November: Hujan masih intens, namun mulai bergeser ke Jatim bagian tengah (Kediri, Nganjuk, Jombang) dan Malang Raya.
Tanggal 22–23 November: Masih hujan sedang-lebat, namun intensitas mulai menurun di sebagian besar wilayah kecuali pantai selatan (potensi gelombang 2,5–4 meter).
Kota Batu dan Malang menjadi yang ‘paling dingin’ dengan suhu malam hari turun hingga 16–18°C ditambah hujan terus-menerus.
Banjir di Beberapa Wilayah Jawa Timur
Banjir akibat curah hujan tinggi terjadi di beberapa wilayah Jawa Timur di antaranya: Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kota Malang dan Kabupaten Bondowoso.
Di Pacitan, hujan deras menyebabkan longsor hingga BPBD setempat menetapkan siaga bencana hidrometeorologi dan mengimbau masyarakat untuk melakukan mitigasi mandiri.
Sementara itu akses jalan Malang-Lumajang via Dampit/Piket Nol dilaporkan rawan longsor di beberapa titik hingga pengendara dihimbau untuk waspada.
BMKG memprediksi intensitas hujan ekstrem akan mulai berkurang setelah 24 November 2025 seiring bibit siklon 98S menjauh ke barat daya.
Namun, La Niña lemah hingga sedang yang masih aktif hingga Maret 2026 menandakan musim hujan tahun ini akan lebih basah. Artinya, kewaspadaan harus tetap tinggi hingga akhir tahun.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif





