Bacaini.ID, KEDIRI – Musibah ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al Khosiny Sidoarjo yang menewaskan puluhan santri menjadi peringatan keras dunia pesantren. Pasalnya, proses pembangunan pondok selama ini masih mengandalkan santri sebagai tenaga kerja.
Merakit besi hingga meracik adonan semen yang proporsional tentu bukan keahlian santri. Bahkan tukang bangunan rumahan yang sehari-hari bergelut dengan material belum tentu memahami konstruksi gedung bertingkat dengan baik.
Di satu sisi, aktivitas bergotong royong di lingkungan pondok atau ro’an yang melibatkan para santri sudah menjadi tradisi. Tak ada paksaan kepada mereka untuk ikut ro’an. Semua santri bahkan menanti momen itu untuk bisa bergabung dengan teman-temannya membangun pondok.
“Seru dan menyenangkan. Karena belum tentu di rumah bisa melakukan itu,” kata Imam, salah satu santri di Ponpes Lirboyo Kediri, Minggu, 26 Oktober 2025.
Sebagai siswa pondok yang sehari-hari berkutat dengan kitab, Imam tak mengetahui ilmu bangunan sama sekali. Karena itu ia dan teman-temannya hanya diminta mengangkat pasir dan bahan bangunan lainnya. Sedangkan pekerjaan yang lebih rumit dilakukan santri senior yang berpengalaman.
Untuk merawat tradisi dan memastikan pekerjaan itu dengan aman, Kementerian Pekerjaan Umum memberikan pelatihan kontruksi kepada santri Pondok Pesantren Lirboyo. Para santri diajarkan dan dilatih keterampilan tentang konstruksi agar bisa membangun gedung pesantren dengan baik dan benar.
“Kami pilih santri yang memiliki kematangan dan kemampuan berpikir bagus untuk mengikuti pelatihan ini. Minimal lulus SMA dan sederajat,” kata Gus Muid, pengasuh Ponpes Lirboyo.
Tercatat 107 santri mengikuti pelatihan ini. Para santri akan mendapatkan sertifikat tukang bangunan gedung jenjang 2 yang dikeluarkan Kementerian PU, dengan masa pelatihan kontruksi pertukangan selama 10 hari, dan pelatihan keselamatan kerja selama 5 hari.
Selain Lirboyo, pondok lain yang menjadi pilot project pelatihan ini adalah Ponpes Denanyar Jombang dan Ponpes Tremas Pacitan.
Penulis: AK Jatmiko
Editor: Hari Tri Wasono





