Bacaini.ID, KEDIRI – Fried rice syndrome atau sindrom nasi goreng adalah reaksi keracunan makanan yang bisa mengakibatkan kematian.
Sindrom nasi goreng mengacu pada keracunan makanan akibat bakteri bernama Bacillus cereus.
Risiko terjadi ketika makanan yang dimasak dibiarkan pada suhu ruangan terlalu lama.
Kasus kematian akibat sindrom nasi goreng ini pernah viral di media sosial internasional yang menimpa seorang mahasiswa berusia 20 tahun.
Mahasiswa tersebut meninggal setelah dilaporkan memakan spageti yang sebelumnya telah ia masak dan dimasukkan ke kulkas.
Lima hari kemudian, ia hangatkan kembali makanan tersebut dan menyantapnya. Makanan ‘basi’ ini merenggut nyawanya.
Meskipun kematian jarang terjadi, Baccilus cereus dapat menyebabkan penyakit gastrointestinal, saluran pencernaan, jika makanan tidak disimpan dengan benar.
Berikut hal-hal yang perlu diketahui tentang sindrom nasi goreng agar waspada, dikutip dari Swinburne Universy of Technology.
Apa itu ‘sindrom nasi goreng’?
Baccilus cereus merupakan bakteri umum yang ditemukan di seluruh lingkungan.
Bakteri ini akan menimbulkan masalah jika masuk ke dalam makanan tertentu yang dimasak dan tidak disimpan dengan benar.
Makanan bertepung seperti nasi dan pasta sering menjadi penyebabnya. Namun bisa juga terjadi pada makanan lain, seperti sayuran matang dan hidangan daging.
Bakteri tertentu dapat menghasilkan racun. Semakin lama makanan yang seharusnya didinginkan disimpan pada suhu ruangan semakin besar kemungkinan racun ini berkembang biak.
Baccilus cereus lebih berbahaya karena menghasilkan sejenis sel yang disebut spora, yang sangat tahan terhadap pemanasan.
Jika memanaskan sisa makanan pada suhu tinggi dapat membunuh jenis bakteri lain, ini tidak berlaku bagi bakteri Baccilus cereus.
Gejala sindrom nasi goreng
Gejala infeksi B. cereus meliputi diare dan muntah. Ada dua jenis infeksi B. cereus, satu biasanya disertai diare, dan yang lainnya disertai muntah.
Penyakit cenderung sembuh dalam beberapa hari, tetapi orang-orang yang rentan, seperti anak-anak atau mereka yang punya kondisi kesehatan tertentu, mungkin lebih memerlukan perhatian medis.
Tip Menghindari Risiko Sindrom Nasi Goreng
Ketahui kapan harus memanaskan makanan dan mendinginkannya.
Setelah memasak makanan dan ingin menyimpannya sebagian untuk dimakan nanti, pisahkan makanan yang akan dimakan dan yang disimpan di kulkas.
Masukkan ke kulkas dengan segera bagian makanan yang disimpan.
Jangan biarkan masakan terlalu lama terkena udara. Sebagai panduan umum, ikuti aturan dua jam-empat jam.
Artinya, jika masakan berada di suhu ruang hingga dua jam, aman untuk dikonsumsi.
Namun jika sudah berada di luar kulkas lebih dari dua jam, segera konsumsi dan buang sisanya.
Jika sudah berada di luar kulkas lebih dari empat jam, ini akan menjadi risiko.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif