Bacaini.ID, JEMBER – Sekolah Rakyat (SR) Jember punya cara unik mendampingi anak-anak didiknya. Setelah melewati masa pengenalan sekolah, para siswa tak langsung belajar pelajaran seperti biasa. Mereka lebih dulu menjalani masa matrikulasi selama tiga bulan—fase khusus yang dirancang untuk memulihkan kondisi mental dan fisik anak-anak sebelum masuk ke kelas reguler.
Kartika Sari Dewi, Kepala Sekolah SR Jember, menyebut bahwa anak-anak di SR kebanyakan berasal dari latar belakang rentan. Karena itu, menurutnya, pendekatan pendidikan harus dimulai dari hati.
“Anak-anak kami ini istimewa. Mereka butuh dipulihkan dulu semangat dan jiwanya sebelum diajak belajar,” kata Kartika saat ditemui di SR, Jumat(1/8/2025) sore.

Selama masa matrikulasi, anak-anak tinggal di asrama dan dibimbing langsung oleh wali asrama serta wali asuh. Pendampingan ini penting agar mereka bisa merasa aman dan nyaman, baik secara sosial maupun emosional.
“Belajar itu butuh rasa aman. Kalau hatinya belum tenang, pelajaran juga nggak akan masuk,” imbuh Kartika.
Meski mengacu pada kurikulum nasional, SR merancang metode pengajaran yang fleksibel. Setiap anak diperhatikan secara individual, agar potensi mereka bisa benar-benar berkembang sesuai ritme masing-masing.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi sistem pendidikan di SR. Menurutnya, SR tak hanya menyediakan fasilitas, tapi juga memberi ruang bagi anak-anak untuk bertumbuh secara utuh. “Sekolah ini bukan cuma gratis. Tapi benar-benar dirancang untuk memastikan anak-anak dari keluarga miskin bisa hidup sehat, semangat, dan layak,” ujar Khofifah saat meninjau SR pada Kamis (31/7/2025) kemarin.
Semua kebutuhan siswa ditanggung sekolah, mulai dari asrama, makan tiga kali sehari, seragam, hingga perlengkapan belajar. Harapannya, anak-anak ini tak cuma tumbuh cerdas, tapi juga tangguh secara mental.
Penulis : Mega