Bacaini.ID, KEDIRI – Kawasan Gunung Kelud tak hanya menawarkan panorama alam yang memukau, tetapi juga menyimpan kekayaan kuliner tradisional yang menggugah selera. Di lereng gunung yang sejuk dan asri, sejumlah warung sederhana menyajikan hidangan khas yang menjadi magnet bagi wisatawan.
Apa saja itu? Yuk kita simak referensi berikut.
Lodho Ayam Kampung Pedes Bapak’e: Legenda Rasa dari Desa Pandantoyo
Terletak di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, warung Lodho Ayam Kampung Pedes Bapak’e milik Ninik Suwarni menjadi primadona kuliner di kawasan ini.
Ayam kampung yang dimasak dengan tungku kayu bakar, menghasilkan aroma dan rasa yang autentik. Kuah lodho yang kental berpadu dengan urap dan nasi hangat, disajikan secara prasmanan agar pengunjung bebas memilih porsi sesuai selera.
Dengan harga seporsi hanya Rp.21.000, tempat makan ini bisa menghabiskan hingga 30 ekor ayam kampung saat akhir pekan. Tak hanya warga lokal, pengunjung dari Jombang, Tulungagung, hingga Blitar kerap mampir setelah berwisata ke Kelud.
Sate Kambing dan Gule Pak Wisnu: Sajian Hangat di Pintu Masuk Kelud
Di Desa Sugihwaras, tepatnya di pertigaan menuju pintu masuk Gunung Kelud, terdapat warung sate dan gule kambing Pak Wisnu yang tak pernah sepi. Sate kambing disajikan dengan bumbu kacang atau kecap, sementara gulai kambing berkuah kuning disajikan panas-panas.
Satu porsi berisi 10 tusuk sate dibanderol sekitar Rp.35.000, cocok untuk santapan setelah mendaki atau berwisata.
Es Degan Pak Petruk Sedayu: Pelepas Dahaga di Jalur Kelud
Bagi pencinta minuman segar, es degan Pak Petruk Sedayu di Jl. Kelud, Jatimulyo, Mojosari, menjadi pilihan tepat. Es kelapa muda yang disajikan langsung dari buahnya, cocok dinikmati di tengah udara pegunungan yang sejuk.
Kuliner di kawasan Gunung Kelud bukan sekadar makanan, melainkan pengalaman budaya yang menyatu dengan alam. Dari lodho ayam yang pedas menggigit hingga sate kambing yang juicy, setiap sajian mencerminkan kekayaan rasa dan tradisi masyarakat lereng gunung.
Penulis: Hari Tri Wasono