Bacaini.ID, KEDIRI – Pria modern atau laki-laki masa kini di seluruh dunia memiliki masalah dengan hormon testosteron.
Penurunan testosteron membuat mereka cepat capek, gairah menurun, dan mood gampang berubah.
Menurut studi Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, kadar testosteron pria saat ini rata-rata lebih rendah 20-25% dibanding pria di era 80-90an.
Penurunan hormon testosterone ini terjadi meski usia, berat badan, dan gaya hidupnya mirip.
Kondisi ini sering disebut ‘Testosterone Crisis’, yaitu tren menurunnya hormon vital pria secara global.
Bukan cuma bikin ‘loyo’ di ranjang, tapi juga berdampak pada kesehatan fisik, mental, bahkan harapan hidup.
Testosteron merupakan hormon utama yang berperan dalam pembentukan karakteristik pria, seperti massa otot, suara berat, libido, pertumbuhan rambut, energi dan kekuatan tulang.
Pada pria normal, kadar testosteron berkisar 300-1000 ng/dL. Di bawah itu, masuk kategori testosteron rendah atau hipogonadisme.
Beberapa faktor pemicu tren ‘testosterone crisis’ ini antara lain:
Gaya Hidup Kurang Gerak (Sedentary Lifestyle)
Pria zaman sekarang lebih sering duduk berjam-jam, baik karena kerja di depan komputer maupun kebiasaan rebahan.
Penelitian Harvard Medical School menunjukkan pria yang jarang olahraga memiliki risiko penurunan testosteron hingga 30% lebih cepat.
Konsumsi Makanan Ultra-Proses
Makanan instan, fast food, dan minuman tinggi gula bisa memicu resistensi insulin dan meningkatkan lemak tubuh. Dua faktor utama penekan hormon testosteron.
Paparan Plastik dan Bahan Kimia (Endocrine Disruptors)
BPA dari botol plastik, pestisida, dan polusi udara bisa mengganggu produksi hormon pria.
Stres Kronis
Tingkat stres yang tinggi memicu hormon kortisol berlebih. Kortisol ini ‘berkelahi’ dengan testosteron dan menekannya.
Kurang Tidur
Studi dari University of Chicago menunjukkan pria yang tidur kurang dari 5 jam per malam selama seminggu mengalami penurunan testosteron hingga 15%.
Gejala Testosteron Rendah yang Sering Diabaikan
Banyak pria tidak sadar saat hormon testosteronnya menurun. Berikut tanda-tanda yang perlu diwaspadai:
• Mudah lelah walau tidak banyak aktivitas
• Libido menurun atau disfungsi ereksi
• Kehilangan massa otot
• Lemak perut makin tebal
• Mudah marah, cemas, atau depresi
• Sulit konsentrasi dan kehilangan motivasi
Jika dibiarkan, testosteron rendah bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, osteoporosis, hingga Alzheimer.
Cara Mengatasi Krisis Testosteron
Kabar baiknya, penurunan testosteron bisa diatasi dengan langkah sederhana dan alami:
• Latihan Beban
Olahraga angkat beban terbukti meningkatkan testosteron alami. Cukup 3-4 kali seminggu.
• Perbaiki Pola Makan
Konsumsi protein cukup, lemak sehat seperti alpukat, ikan, minyak zaitun. Perbanyak konsumsi zinc yang bisa didapat dari kerang, daging merah, biji labu.
Selain itu Vitamin D juga membantu. Berjemur atau minum suplemen jika perlu.
• Tidur Berkualitas
Tidur minimal 7-8 jam per malam tanpa gangguan gadget.
• Kelola Stres
Meditasi, olahraga ringan, atau sekadar quality time tanpa tekanan kerja.
• Batasi Alkohol dan Rokok
Kedua hal ini terbukti menekan produksi testosteron secara signifikan.
Jika gejala testosteron rendah sudah mengganggu aktivitas harian, sebaiknya lakukan tes darah untuk mengecek kadar testosteron.
Dan jika memang terbukti rendah, bisa dipertimbangkan terapi testosteron, dengan pengawasan medis.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif