Bacaini.ID, KEDIRI – Bantuan senjata itu tiba di pelabuhan Teluk Bayur Padang, Sumatera Barat pada pertengahan Januari 1958.
Mulai peluncur roket, granat dan senapan. Juga amunisi yang cukup untuk mempersenjatai 8.000 tentara.
Bantuan senjata datang dari CIA (Central Intelligence Agency), Amerika Serikat. Misinya menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno atau Bung Karno.
Juga mengakhiri Partai Komunis Indonesia (PKI) yang pasca pemilu 1955 kian besar.
“Tiba (senjata) pada pertengahan Januari 1958 di pelabuhan Teluk Bayur Padang,” demikian dikutip dari buku Akar dan Dalang Pembantaian Manusia Tak Berdosa dan Penggulingan Bung Karno (2013).
Bantuan senjata dari Paman Sam diterima kelompok PRRI/Permesta yang memusatkan kekuatannya di wilayah Sumatera dan Sulawesi.
Adalah Letnan Kolonel Achmad Husein yang memulai gerakan PRRI/Permesta. Pada 20 Desember 1956 ia mendirikan Dewan Banteng di Bukittinggi Sumatera Tengah.
Langkah politiknya diikuti Kolonel Maludin Simbolon. Pada 22 Desember 1956 Simbolon mendirikan Dewan Gajah di Sumatera Timur, Manado dan Sulawesi Utara.
Kolonel Harun Sohar mendirikan Dewan Garuda di Sumatera Selatan dan Letnan Kolonel Ventje Sumuel mendirikan Dewan Manguni.
“Dewan-dewan yang dipimpin oleh perwira-perwira menengah angkatan darat ini mengambil sikap menentang pemerintah pusat,” dikutip dari buku Akar dan Dalang Pembantaian Manusia Tak Berdosa dan Penggulingan Bung Karno.
Koalisi Tentara, Masyumi dan PSI
Perlawanan terhadap pemerintahan Presiden Soekarno diungkapkan terang-terangan.
Dewan Banteng menyampaikan tuntutan yang intinya mendesak pembubaran pemerintah pusat.
Pada 15 Februari 1958 Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) diproklamasikan di Bukittinggi.
Syafruddin Prawiranegara, tokoh Masyumi diangkat sebagai presiden. Sejumlah tokoh Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI) terlibat gerakan makar ini.
Pengiriman bantuan senjata dari Amerika Serikat via CIA memakai pangkalan militer di Filipina, Singapura, Malaysia, dan Taiwan.
Pasukan PRRI yang disokong oleh Amerika Serikat bertempur melawan tentara pemerintahan Presiden Soekarno.
Pada 18 Mei 1958, Allen Pope, seorang agen CIA kebangsaan Amerika ditangkap hidup-hidup. Pesawat pengebom yang dipiloti Pope berhasil ditembak jatuh.
Terungkap, pemberontakan PRRI/Permesta di Indonesia merupakan operasi militer yang disponsori CIA.
Pemberontakan melibatkan 42 ribu pasukan bersenjata, sejumlah pesawat pengangkut 4 mesin, dan kapal selam Angkatan Laut AS.
“Juga melibatkan usaha bantuan pelatihan dan logistik dari pihak Filipina, Okinawa, Taiwan dan Singapura”.
Presiden Soekarno dengan kekuatan angkatan darat Republik Indonesia berhasil menggebuk pemberontakan PRRI/Permesta.
Bung Karno juga mengambil langkah tegas terhadap Masyumi dan PSI. Bukan hanya dibubarkan, sejumlah tokohnya juga ditangkap.
Penulis: Solichan Arif