• Login
  • Register
Bacaini.id
Thursday, May 29, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Air Mata Soekarno Runtuh Karena Ulah Pelukis Hendra

ditulis oleh Editor
26/05/2025
Durasi baca: 4 menit
547 5
0
Air Mata Soekarno Runtuh Karena Ulah Pelukis Hendra

Air Mata Soekarno Runtuh Karena Ulah Pelukis Hendra (foto/ist)

Bacaini.ID, KEDIRI – Mata Presiden Soekarno dibuat berkaca-kaca saat meresmikan pameran lukisan di Gedung Komite Nasional Indonesia (KNI) di Jalan Malioboro, Yogyakarta tahun 1946.

Kehadirannya di ruang pameran tiba-tiba mendapat sambutan rombongan para gelandangan, kaum papa, kaum miskin kota yang telah diseragami.

Ulah siapa? Siapa lagi kalau bukan perupa Hendra Gunawan. Hendra diam-diam melawan kebijakan panitia yang membatasi jumlah pengunjung.

Ia selundupkan para gelandangan, kaum papa, kaum miskin kota ke dalam ruang pameran.

“Setiap orang berhak menikmati lukisan saya,” kata Hendra seperti dikutip dari buku Surga Kemelut Pelukis Hendra, Dari Pengantin Revolusi Sampai Terali Besi.

Bagi Hendra Gunawan pameran lukisan bertujuan untuk menunjukkan kemurahan hati pemimpin bangsa yang baru merdeka.

Khususnya kemurahan hati Bung Karno, Bung Presiden begitu Hendra biasa menyebut. Di dalam ruangan itu Bung Karno sontak terdiam.

Soekarno tidak bisa berkata-kata. “Untuk beberapa saat presiden tertegun dan mengangguk-angguk, sambil pelupuknya menggenangkan air mata”.

Pada tahun 1950, pelukis Hendra Gunawan meniatkan diri membuat patung Panglima Besar Jenderal Sudirman. Batu kali seukuran manusia dewasa ditatahnya.

Tiba mengukir bagian wajah kesulitan muncul. Saat itu tidak banyak beredar potret Sudirman. Kalaupun ada sisi wajah Pak Dirman tidak terpotret jelas.

Meski demikian Hendra berhasil merampungkannya. Ia kemudian menghadirkan istri dan anak Jenderal Sudirman untuk menyaksikan langsung.

Istri dan anak Pak Dirman kaget dan sampai pingsan. Mereka menilai patung Jenderal Sudirman memiliki tingkat presisi yang luar biasa.

Patung batu seukuran manusia yang kemudian diletakkan di depan gedung DPRD Yogyakarta itu seolah memiliki jiwa dan begitu beraura.

“Bapak terasa hidup kembali,” kata istri Jenderal Sudirman, Siti Alfiah dalam Surga Kemelut Pelukis Hendra, Dari Pengantin Revolusi Sampai Terali Besi.

Pelukis Hendra Gunawan lahir 11 Juni 1918 di Bandung Jawa Barat. 

Ayahnya amtenar yang pernah menjabat Komisaris Kepala di Staatspoor (Jawatan Kereta Api) Bandung. Sedangkan ibunya putri seorang School Toezichter atau Penilik Sekolah.

Sementara kakeknya dikenal sebagai organisatoris yang terlibat aktif dalam Kongres Budi Utomo 1928 bersama Dr Wahidin Soedirohusodo.

Datang dari keluarga priyayi berada, Hendra Gunawan sejak kecil tak peduli dengan darah ningratnya. Ia bergaul dengan siapa saja.

Hendra Gunawan merupakan dedengkot sanggar Pelukis Rakyat Yogyakarta. Komunitas yang berisi para perupa yang juga belajar seni menatah batu.

Hendra berpandangan, setelah pembangunan Candi Prambanan pada abad ke-9, bangsa Indonesia tak lagi melanjutkan tradisi membuat patung tatah batu.  

“Maka, kehadiran kehadiran patung-patung batu seniman Pelukis Rakyat bisa dinyatakan sebagai yang pertama setelah Candi Prambanan”.

Pada tahun 1951 Bung Karno mengutus pelukis Hendra sebagai delegasi Indonesia dalam acara Youth Festival di Berlin Timur, Jerman Timur. 

Dalam rangka melihat karya seni, ia berjalan-jalan ke Italia, Rumania, Uni Soviet, dan Tiongkok. Hendra menyaksikan karya mural Diego Rivera, seniman Mexico ternama.

Ia berharap besar bisa datang ke Mexico untuk belajar seni mural. Namun impiannya tidak pernah terwujud.

Pada 20 Mei 1953 Presiden Seokarno meresmikan Monumen Tugu Muda Semarang.

Relief perjuangan yang menghiasi kaki monumen merupakan garapan Hendra bersama seniman Pelukis Rakyat.

Pada tahun 1947 Hendra mencipta karya lukis yang diberinya judul Pengantin Revolusi.

Lukisan yang bercerita dua sejoli rakyat jelata yang menikah di tengah kancah perang. Peristiwa pernikahan bersejarah itu terjadi di Karawang, Jawa Barat.

Hendra ingin menunjukkan seperti apa lukisan tentang rakyat karya pimpinan Sanggar Pelukis Rakyat. Karya seni yang kemudian begitu terkenal itu disempurnakannya tahun 1955.

Pelukis Hendra Gunawan juga merupakan pendiri Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), Yogyakarta.

Sebelum menutup mata 1983 di Bali, ia sempat melontarkan potongan puisi Dewa yang Berumah di Atas Awan karya Chu Yuan, penyair pasca Konghucu.

Melalui potongan puisi itu Hendra ingin menyampaikan pesan tentang titik berangkat kehidupannya selama di penjara sebagai tahanan politik.

“Ia mandi di antara bunga-bunga mekar, membasuh rambutnya di sungai semerbak,” katanya.

Penulis: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: air matabung karnohendra gunawanpelukispelukis hendrapelukis rakyatperupasoekarno
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Raffi Ahmad Tiba-tiba Silaturahmi ke Ponpes Kediri, Ada Apa?

Raffi Ahmad Tiba-tiba Silaturahmi ke Ponpes Kediri, Ada Apa?

Pedrosa, Sapi Kurban Bantuan Presiden Prabowo Asal Jombang

Pedrosa, Sapi Kurban Bantuan Presiden Prabowo Asal Jombang

Inspirasi Kisah Pejuang Cinta di “Dangdut 24 Karat Karaoke Dadakan” MNCTV

Inspirasi Kisah Pejuang Cinta di “Dangdut 24 Karat Karaoke Dadakan” MNCTV

  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15291 shares
    Share 6116 Tweet 3823
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16572 shares
    Share 6629 Tweet 4143
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10855 shares
    Share 4342 Tweet 2714
  • Bupati Blitar Rijanto Dinilai Tak Pantas Terima Penghargaan WTP BPK

    599 shares
    Share 240 Tweet 150
  • Warna Bulu Kucing Ternyata Menunjukkan Wataknya

    4958 shares
    Share 1983 Tweet 1240

 

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist