Bacaini.ID, KEDIRI – Dinas Pendidikan Surabaya berencana menjadikan permainan Mobile Legends sebagai kegiatan ekstrakurikuler mulai tahun ajaran baru 2025/2026. Program ini menuai pro kontra di masyarakat, termasuk keuntungan bisnis dari aplikasi game tersebut.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Tri Endang Kustianingsih berdalih bahwa game dapat merepresentasikan pembelajaran yang interaktif dan menarik bagi siswa. Menurutnya, ekstrakurikuler ini juga mengasah soft skills siswa, seperti kerja sama tim, strategi, dan komunikasi.
Pakar IT UM Surabaya, Lukman Hakim menilai keputusan mengangkat Mobile Legends sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah perlu dilihat dari sudut pandang yang lebih kontekstual dan konstruktif. Sejumlah penelitian mengaitkan permainan daring seperti Mobile Legends dengan potensi perilaku negatif seperti agresivitas, kecanduan, dan pengabaian waktu belajar.
”Namun, kita juga perlu mencermati bahwa potensi tersebut lebih banyak muncul ketika tidak ada pendampingan, edukasi, dan pengelolaan yang tepat dari pihak sekolah maupun orang tua,” ujar Lukman, dikutip dari laman um-surabaya.ac.id, Selasa, 20 Mei 2025.
Bagi kamu yang belum tahu apa itu Mobile Legends, berikut penjelasannya.
Bang Bang adalah permainan MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) yang sangat populer di perangkat mobile. Game ini mirip dengan League of Legends atau Dota 2, tetapi dirancang untuk dimainkan dalam sesi singkat sekitar 10 menit. Pemain bertarung dalam tim 5v5, menggunakan berbagai hero dengan kemampuan unik untuk menghancurkan turret lawan dan memenangkan pertandingan.
Seperti permainan online berbasis aplikasi lainnya, Mobile Legends memiliki konsekuensi ekonomi berikut ini:
- Mikrotransaksi
Pemain dapat membeli hero, skin, emblem, dan item lainnya menggunakan mata uang virtual dalam game, yaitu Diamonds. - Iklan
Game ini menghasilkan pendapatan dari iklan video dan banner yang muncul sebelum atau di antara pertandingan. - Sponsorship & Turnamen
Mobile Legends memiliki turnamen esports besar seperti MLBB Southeast Asia Cup (MSC) dan MPL (Mobile Legends Professional League), yang menarik sponsor dari berbagai perusahaan. - Popularitas Global
Dengan lebih dari 577 juta unduhan sejak dirilis pada 2016, Mobile Legends telah menghasilkan keuntungan besar, terutama dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang menyumbang sekitar $69,2 juta dari total pendapatan.
Game ini tidak hanya menjadi hiburan tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang melibatkan pengembang, pemain profesional, streamer, dan sponsor.
Penulis: Hari Tri Wasono