Bacaini.ID, SITUBONDO – Belum sebulan program berobat gratis tanpa batas (Berantas) diluncurkan pemkab Situbondo, manfaatnya bisa dinikmati warga hingga di luar daerah. Seorang mahasiswa asal Sumberkolak Situbondo yang jatuh sakit saat kegiatan di panti Jember mendapat layanan gratis di fasilitas kesehatan setempat, Selasa, (15/04/2025).
“Saya khawwatir awalnya gak ada uang pasd sakit maklum.namanya mahasiswa kan uang gak banyak, pas selesai pemeriksaan saya kaget ternyata saya gratis karena program Berantas pemkab Situbondo,” ujar M.Hesa.
Kisah Mahasiswa Universitas Jember, M. Hesa Maulana (19) warga Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo ini terjadi saat ia sedang melaksanakan kegiatan di wilayah Kecamatan Panti, Kabupaten Jember tiba-tiba jatuh sakit. Rekan rekanya pun lalu membawanya berobat ke puskesmas Panti. Saat pelayanan medis dilakukan iapun mendapat layanan gratis lantaran KTP nya bisa membayar seluruh pengobatanya.
“Setelah saya mendapat pelayanan medis, lalu saya dimintai KTP, ternyata KTP saya sudah terdaftar pada pelayanan kesehatan gratis Berantas dan atau PBPU dan BP Pemerintah Daerah,” jelasnya menambahkan.
Situbondo Berlakukan Program Mulai ‘Berantas’
Sejak dilantik.menjadi Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo memberlakukan program Berobat Tanpa Batas (Berantas). Program yang di canangkan oleh Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo, dan Wakil Bupati Ulfiyah ini hadir untuk memberikan layanan kesehatan gratis dan mudah diakses bagi warga Situbondo.
Bupati Situbondo menyebut Program Berantas ini menerapkan Universal Health Coverage (UHC), sehingga bisa digunakan di berbagai rumah sakit, baik di dalam maupun luar kota. Termasuk rumah sakit swasta dan negeri di seluruh Indonesia. Masyarakat pun sudah banyak menggunakan fasilitas ini.
Siti Zaleha (38), salah satu pengguna program Berantas di Rumah sakit swasta Situbondo ini mengaku, sangat bermanfaat sekali bagi dirinya dan juga keluarganya yang baru saja selesai rawat inap di salah satu rumah sakit di Situbondo.
“Sebelumnya, saya harus memikirkan biaya sebelum berobat. Sekarang, semuanya terasa lebih mudah karena pengobatan bisa dilakukan tanpa biaya,” Ujarnya dengan mata berkaca kaca.
Siti juga menceritakan, bahwa penggunaan program ini sangat praktis. Warga tidak perlu mengurus dokumen ke balai desa atau kecamatan.
“Pertama saya bingung bagaimana cara mengurusnya, dan ternyata mudah cukup bawa KTP dan KK ke rumah sakit, langsung bisa dilayani,” Katanya.
Gelontorkan 52 Milyar
Untuk merealisasikan program Berantas ini pemkab Situbondo menggelontorkan dana APBD sebesar Rp 52 Miliar setiap tahunnya, sehingga masyarakat bisa bernafas lega tanpa bingung biaya pengobatan.
Sementara itu, Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo atau Mas Rio melalui Kepala dinas kesehatan (Kadinkes) setempat, dr. Sandy Hendrayono menjelaskan bahwa berobat tanpa batas atau Berantas telah bisa digunakan oleh masyarakat, hal ini sampaikan langsung oleh kepala dinas kesehatan kabupaten Situbondo, dr Sandy Hendrayono.
“Sudah bisa digunakan, sejak bupati dilantik program Berantas sudah bisa digunakan, karena kabupaten Situbondo sudah UHC,” Ungkapnya beberapa waktu lalu saat peluncuran Berantas.
dr. Sandy juga mengungkapkan bahwa masyarakat yang ingin berobat tapi tidak memiliki biaya bisa hanya menunjukan KTP maupun KK untuk mendapatkan penanganan medis.
“Yang sakit maupun keluarga tidak perlu repot mengurus administrasi, hanya menunjukan KTP dan KK ke Pelayanan Pukesmas, RSUD maupun Dinkes nanti akan didaftarkan kepesertaan ke BPJS, dan saat itu juga sudah bisa digunakan,” ungkapnya.
Dengan menunjukkan KTP atau KK, lanjut dr Sandy nanti akan di cek apakah yang bersangkutan telah terdaftar ke BPJS atau belum. Jika sudah terdaftar ke BPJS mandiri akan tetapi ada tunggakkan maka Dinkes akan memindahkan kepesertaannya dari Mandiri ke penerima bantuan iuran daerah atau PBI-D.
“Untuk yang masyarakat tidak mampu akan dicek data DTKS nya terlebih dahulu, kemudian nanti jika belum terdaftar akan diantrekan tapi ini tidak berpengaruh ke pelayanan kesehatan, penanganan tetap jalan, administrasi menyusul. Baru kemudian didaftarkan kepesertaannya ke BPJS PBI-D, Itu bisa digunakan langsung oleh satu KK, dalam artian satu keluarga akan terdaftar secara otomatis kepesertaan di BPJS, jadi jika ada keluarga yang sakit tidak perlu daftar lagi,” jelas dr Sandy.
Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo pun meminta Warga Situbondo tidak perlu lagi khawatir dengan rumitnya birokrasi atau biaya pengobatan yang mahal. Cukup dengan menunjukkan KTP, mereka langsung mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di RS Swasta maupun RSUD Situbondo.
“PR layanan kesehatan masih banyak, saya akan kejar sampai sempurna, sampai masyarakat benar benar tersenyum,” pungkas Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo pada awak media saat meluncurkan program ini. (ADV)