Bacaini.ID, KEDIRI – Sebagai kota tua, Kediri memiliki banyak peninggalan bersejarah. Salah satunya adalah Masjid Al-Alawy, yang keberadaannya jauh sebelum Pondok Pesantren Lirboyo berdiri.
Masjid Al-Alawy berada di Kelurahan Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto, yang saat ini berusia lebih dari 4 abad. Masjid ini didirikan oleh Kyai Ambiyak, seorang alim ulama yang berasal dari Tulungagung.
Dalam perantauannya di Kediri, Kyai Ambiyak mendirikan Pondok Pesantren Al-Alawy berikut dengan masjidnya pada abad ke-18. Bangunan masjid ini masih mempertahankan arsitektur kuno dengan nuansa Jawa yaitu limasan seperti pendopo. Terdapat empat tiang utama serta delapan tiang penyangga.
Tepat di tengah tiang utama terdapat ukiran berbentuk semacam rumah lebah yang telah ada sejak masjid didirikan. Di sisi serambi masjid terdapat bedug dan kentongan berukuran cukup besar yang terbuat dari kayu berbahan keras. Meski berusia tua, hingga sekarang bedug ini masih digunakan oleh pengurus masjid tiap kali adzan dikumandangkan.
Samsul Hadi, selaku pengurus Masjid Al-Alawy menjelaskan perjalanan Kyai Ambiyak hingga ke Kediri. Menurutnya, Kyai Ambiyak menyusuri Sungai Brantas dari Tulungagung dan mendapati sebuah kawasan yang saat itu masih berupa hutan. Namun anehnya, hutan itu berbau wangi, hingga membuat Kyai Ambiyak tergerak bertempat tinggal di sana.

“Di tempat inilah beliau mendirikan masjid dan pondok pesantren. Karena baunya yang wangi, beliau memberi nama Banjarmlati, yang berarti wilayah berbau melati,” kata Samsul Hadi kepada Bacaini.ID, Rabu, 5 Maret 2025.
Menurutnya bangunan masjid ini dulunya terbuat dari kayu dan terletak di pinggir Sungai Brantas. Namun seiring waktu, bangunan masjid diubah menjadi beton oleh santri-santri pondok.
Pondok Pesantren Al-Alawy ini memiliki hubungan kekerabatan dengan Pondok Pesantren Lirboyo, dimana salah satu putra Kyai Ambiyak, yakni Kyai Sholeh merupakan mertua dari Kyai Abdul Karim, pendiri Ponpes Lirboyo.
“Putri Kyai Kholeh atau cucu Kyai Ambiyak, yakni Siti Khodijah atau Nyai Dhomroh dinikahi Kyai Abdul Karim pada tahun 1908. Kyai Abdul Karim adalah pendiri Lirboyo,” terang Samsul Hadi.
Selain Ponpes Lirboyo, Pondok Al-Alawy banyak melahirkan pondok lain seperti Ponpes Wahidiyah Kedunglo, Ponpes Jampes, hingga Ponpes Batokan. Gus Maksum Lirboyo, salah satu tokoh ulama yang populer di Kediri tercatat sebagai kerabat dekat Ponpes Al-Alawy.
Selama bulan Ramadhan ini, Masjid Al-Alawy banyak didatangi umat Islam untuk sholat tarawih dan mengaji kitab. Mereka berasal dari berbagai pelosok tanah air.
Penulis: A.K. Jatmiko
Editor: Hari Tri Wasono