Bacaini.ID, KEDIRI – Sebagian besar pengguna ponsel punya kebiasaan mengisi baterai setelah daya tersisa hampir 0%, dan mencabut dari colokan setelah penuh 100%.
Bahkan seringkali mengecharge semalaman, ditinggal tidur dengan harapan saat bangun tidur daya ponsel sudah terisi penuh.
Ternyata cara itu membuat baterai ponsel mudah rusak. Berikut tips agar baterai lebih awet yang dibagikan ahlinya.
Cara isi daya ponsel yang benar
Kita pasti pernah mendengar pendapat mengisi baterai ponsel secara terus-menerus walaupun sudah 100% akan membuat baterai cepat rusak.
Pendapat itu benar adanya. Dikutip dari Huffman, Chao-Yang Wang, direktur Pusat Mesin Elektrokimia di Penn State University, mengisi hingga 100% akan membuat baterai ponsel terdegradasi lebih cepat ketimbang menyisakan daya sedikit lebih rendah.
Kemudian men-charge ponsel terus menerus walaupun sudah terisi penuh, akan membuat tegangan baterai tetap tinggi, yang menyebabkan penuaan kimiawi pada produk.
Para ahli teknik berpendapat, sering mengisi daya ponsel hingga 100% akan membuat kerusakan baterai sekitar 10% hingga 15% lebih cepat sepanjang masa pakai ponsel.
Ini dibandingkan dengan mengisi daya secara konsisten hingga persentase lebih rendah seperti 90%. Namun bukan berarti mengisi baterai hingga 100% tidak boleh.
Intinya, melakukan pengisian daya di bawah 100% akan membuat kerusakan baterai lebih lambat seiring usia ponsel.
Kapan harus isi daya
Membiarkan baterai ponsel turun hingga 0% dapat membahayakan kemampuan ponsel dalam mengisi daya.
Usahakan untuk mengisi daya ponsel ketika baterai di angka 20%. Untuk kesehatan baterai ponsel yang lebih baik, jaga agar ponsel tidak terlalu panas atau terlalu dingin.
Kerusakan ponsel akibat suhu yang ekstrem, terlalu panas atau terlalu dingin, memiliki potensi lebih besar ketimbang pengisian daya hingga 100% pada suhu normal.
Kebanyakan ponsel sudah memiliki sensor yang akan mengirim notifikasi jika suhu ponsel terlalu panas atau terlalu dingin.
Jika mendapatkan notifikasi tersebut, segera waspada dan biarkan ponsel kembali dalam suhu kamar.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif