• Login
  • Register
Bacaini.id
Saturday, September 13, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Sejarah Tempe, Dimulai dari Serat Centhini dan Disahihkan Peneliti Amerika

ditulis oleh Editor
11/02/2025
Durasi baca: 3 menit
552 11
0
Sejarah Tempe, Dimulai dari Serat Centhini dan Disahihkan Peneliti Amerika

Sejarah Tempe, Dimulai dari Serat Centhini dan Disahihkan Peneliti Amerika (foto ilustrasi/Pinterest)

Bacaini.ID, KEDIRI – Tempe muncul dalam Serat Centhini yang ditulis sekitar tahun 1815, dengan kisah yang berlatar belakang pemerintahan Sultan Agung (1613-1645).

Jadi, tempe dimungkinkan sudah ada sejak awal 1600-an atau bahkan lebih awal. Usia tempe diperkirakan lebih dari 400 tahun, khususnya di tanah Jawa.

Tempe tidak hanya berbahan baku kedelai seperti sekarang. Namun juga aneka biji-bijian, kacang-kacangan dan polong-polongan.

Tempe bisa juga dibuat dari ampas perasan kelapa setelah diambil minyaknya, atau ampas kedelai setelah proses pembuatan tahu.

Menurut peneliti William Shurleff dan Akiko Aoyogi dalam jurnal History of Tempeh, tempe diperkirakan berasal dari beberapa abad lalu.

Hal itu didukung oleh bukti distribusi geografis makanan yang luas, popularitas, dan varietas yang besar.

Tempe dikenal bahkan hingga ke pelosok pedesaan yang paling terpencil sekalipun di Jawa.

Tempe merupakan bagian integral dari masakan yang disajikan dalam berbagai macam hidangan populer.

Tempe dengan bahan baku kedelai, menurut penelitian tidak jauh dari masuknya kedelai ke Indonesia oleh pedagang Tiongkok sekitar tahun 1000 M.

Ada pula yang berpendapat bahwa tempe mungkin berasal lebih dari 2000 tahun yang lalu.

Catatan tertulis paling awal mengenai kedelai di Indonesia dilakukan oleh ahli botani Belanda Rumphius (1747), yang melaporkan kedelai digunakan di Jawa untuk makanan dan sebagai pupuk hijau.

Masyarakat Tiongkok telah membuat produk serupa, koji kedelai untuk kecap mereka, yang dihasilkan dengan menginokulasi kedelai yang sudah dikupas kulitnya dengan jamur liar seperti Aspergillus oryzae.

Cara ini mungkin saja dibawa ke Jawa dari Tiongkok oleh para pedagang awal dan dimodifikasi agar sesuai dengan selera orang Jawa.

Dikutip dari Google Art & Culture, dalam Serat Centhini, kisah mengenai tempe tercatat di Dusun Tembayat, Klaten, Jawa Tengah.

Pada masa itu, tempe terbuat dari kedelai hitam yang dikembangkan di wilayah Kerajaan Mataram.

Tempe sendiri berasal dari bahasa Jawa kuno ‘tumpi’, yang berarti makanan berwarna putih.

Tempe Era Baru

Tempe jadi makanan yang menarik perhatian dunia pada awal 1960an setelah dua kelompok ahli mikrobiologi dan ilmuwan makanan asal Amerika memulai penelitiannya.

Penelitian ini mencakup ekstensif dan orisinal tempe, juga mengenai fermentasi industri.

Penelitian yang juga melibatkan ilmuwan asal Indonesia itu menghasilkan serangkaian makalah ilmiah perintis mengenai fermentasi kedelai.

Tempe pun mulai dikenal secara luas dan menjadi makanan yang disarankan sebagai sumber protein nabati yang sehat.

Penulis: Bromo Liem

Editor: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: peneliti amerikasejarah tempeserat centhini
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Harga daging ayam di Trenggalek melonjak

Harga Daging Ayam di Trenggalek Tiba-tiba Melonjak Rp 37 ribu

“Racun Cemburu di Kota Angin”, Tragedi Pembunuhan Berantai dari Nganjuk

“Racun Cemburu di Kota Angin”, Tragedi Pembunuhan Berantai dari Nganjuk

Polres Blitar Kota mengungkap ladang ganja di Blitar

Ladang Ganja di Blitar Terungkap Subur, 1 Pohon Rp 300 ribu

  • Bisnis kandang peternak ayam di Blitar disorot DPRD

    Bisnis Kandang Ternak Ayam di Blitar Disorot DPRD, Siapa Bekingnya?

    1079 shares
    Share 432 Tweet 270
  • Isu Gratifikasi Membayangi Puncak Hari Jadi Blitar

    2908 shares
    Share 1163 Tweet 727
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15544 shares
    Share 6218 Tweet 3886
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16617 shares
    Share 6647 Tweet 4154
  • Demo ‘Latah’ Open Donasi di Tulungagung Diikuti Ratusan Orang

    616 shares
    Share 246 Tweet 154

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist