Bacaini.ID, KEDIRI – Sepanjang sejarahnya, cokelat lebih dikenal lama sebagai minuman pahit tapi nikmat dan banyak digemari, terutama oleh kalangan bangsawan.
Pada abad ke-17 mulai menjamur Chocolate House di Eropa yang merupakan tempat bergengsi kaum bangsawan, politisi dan, para pebisnis bereriungan (bertemu).
Sejarah Cokelat
Cokelat diolah dari buah pohon kakao yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan.
Buahnya disebut polong dan setiap polong berisi sekitar 40 biji kakao. Sebelum menjalani proses pengolahan, biji kakao dikeringkan dan dipanggang.
Tidak jelas kapan tepatnya kakao muncul atau siapa yang menemukan.
Dikutip dari History, menurut Hayes Lavis, kurator seni budaya di Museum Nasional Indian Amerika Smithsonian, pot dan bejana Olmec kuno dari sekitar 1500 SM, ditemukan dengan jejak theobromine.
Apa itu? Senyawa stimulan yang ditemukan dalam cokelat dan teh.
Suku Olmec diperkirakan menggunakan kakao untuk membuat minuman upacara.
Namun, karena mereka tidak menuliskannya, terjadi perbedaan pendapat. Apakah dalam ramuan itu biji kakao atau hanya ampas buah kakao.
Suku Olmec diyakini mewariskan pengetahuan kakao kepada suku Maya di Amerika Tengah. Mereka tidak hanya mengonsumsi cokelat, tapi juga menghormatinya.
Sejarah tertulis suku Maya menyebut minuman coklat digunakan dalam perayaan dan untuk menyelesaikan transaksi dalam upacara penting.
Meskipun penting dalam budaya Maya, cokelat tidak hanya diperuntukkan bagi orang kaya dan berkuasa, tetapi semua orang.
Di banyak rumah tangga suku Maya, cokelat dinikmati setiap kali makan. Cokelat Maya kental dan berbusa dan sering dipadukan dengan cabai, madu, atau air.
Sementara itu suku Aztec menempatkan cokelat ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka menyebutnya ‘Xocolatl’.
Suku Aztec percaya kakao diberikan oleh dewa-dewa. Seperti suku Maya, mereka menikmati minuman berbumbu cokelat panas atau dingin yang berkafein dalam wadah berhias.
Mereka juga menggunakan biji kakao sebagai mata uang untuk membeli makanan dan barang lainnya.
Dalam budaya Aztec, biji kakao dianggap lebih berharga ketimbang emas.
Cokelat Aztec sebagian besar merupakan makanan mewah kelas atas, meskipun kelas bawah kadang-kadang juga menikmatinya, terutama di pesta pernikahan atau perayaan lainnya.
Pecinta cokelat Aztec yang paling terkenal adalah penguasa Aztec Montezuma II yang diduga meminum galon xocolatl setiap hari untuk energi dan sebagai afrodisiak.
Cokelat di Eropa
Ada pendapat yang saling bertentangan tentang kapan cokelat tiba di Eropa, meskipun disepakati bahwa cokelat pertama kali tiba di Spanyol.
Salah satu pendapat mengatakan Christopher Columbus menemukan biji kakao setelah mencegat kapal dagang dalam perjalanan ke Amerika dan membawanya kembali ke Spanyol pada tahun 1502.
Kisah lain menyatakan penakluk Spanyol Hernan Cortes diperkenalkan cokelat oleh suku Aztec di istana Montezuma.
Setelah kembali ke Spanyol, sambil membawa biji kakao, dia konon merahasiakan pengetahuannya tentang cokelat.
Cerita ketiga mengklaim para biarawan yang mempersembahkan suku Maya Guatemala kepada Philip II dari Spanyol pada tahun 1544 juga membawa biji kakao sebagai hadiah.
Namun pada intinya cokelat sampai ke Spanyol pada akhir tahun 1500-an. Cokelat menjadi hidangan yang sangat digemari di istana Spanyol dan mulai mengimpor pada tahun 1585.
Ketika negara-negara Eropa lain seperti Italia dan Perancis mengunjungi bagian Amerika Tengah, mereka pun membawa cokelat kembali ke negaranya masing-masing.
Cokelat menyebar ke seluruh Eropa. Dengan tingginya permintaan cokelat, maka dibuatlah perkebunan cokelat yang dikerjakan oleh ribuan budak.
Namun selera orang Eropa membawa cokelat tidak hanya diolah dengan resep minuman cokelat tradisional Aztec.
Mereka membuat jenis cokelat panas sendiri dengan gula tebu, kayu manis, dan bumbu serta perasa umum lainnya.
Tak lama kemudian, rumah-rumah cokelat modis, chocolate house, untuk orang kaya bermunculan di seluruh London, Amsterdam, dan kota-kota Eropa lainnya.
Cokelat di Amerika
Cokelat tiba di Florida dengan kapal Spanyol pada tahun 1641. Selanjutnya diperkirakan chocolate house Amerika pertama dibuka di Boston pada tahun 1682.
Pada tahun 1773, biji kakao menjadi impor utama koloni Amerika dan cokelat dinikmati oleh orang-orang dari semua kelas.
Selama Perang Revolusi, cokelat diberikan kepada militer sebagai jatah dan terkadang diberikan kepada tentara sebagai pembayaran pengganti uang.
Perkembangan Cokelat
Pada tahun 1828, ahli kimia Belanda Coenraad van Houten menemukan cara mengolah biji kakao dengan garam alkali untuk membuat coklat bubuk yang lebih mudah dicampur dengan air.
Van Houten diduga juga menemukan mesin pemeras kakao, meskipun beberapa laporan menyebut ayahnyalah yang menemukan mesin tersebut.
Mesin pemeras kakao memisahkan mentega kakao dari biji kakao panggang untuk membuat bubuk kakao yang murah dan mudah.
Hasil itu digunakan untuk membuat berbagai macam produk cokelat yang lezat.
Pengolahan di Belanda maupun mesin pengepres cokelat membantu menjadikan cokelat terjangkau bagi semua orang.
Perkembangan tekhnologi itu membuka pintu bagi produksi cokelat secara massal.
Hampir sepanjang abad ke-19, cokelat dinikmati sebagai minuman dan susu sering ditambahkan sebagai pengganti air.
Pada tahun 1847, pembuat cokelat Inggris J.S. Fry and Sons menciptakan cokelat batangan pertama yang dibentuk dari pasta yang terbuat dari gula, minuman cokelat, dan mentega kakao.
Pembuat cokelat asal Swiss, Daniel Peter, dikenal karena menambahkan susu bubuk kering ke dalam cokelat untuk membuat cokelat susu pada tahun 1876.
Namun baru beberapa tahun kemudian dia bekerja sama dengan temannya Henri Nestlé, mendirikan Perusahaan Nestlé sekaligus membuat cokelat bar susu pertama di dunia.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif