Bacaini.ID, KEDIRI – Pernikahan bukan hanya menyatukan dua manusia, namun juga dua keluarga.
Memiliki hubungan yang harmonis antar keluarga tentu jadi impian setiap pasangan.
Namun ada kalanya hubungan kekeluargaan ini terganggu oleh beberapa hal. Salah satunya sikap tidak tegas memisahkan masalah pribadi dan keluarga.
Dikutip dari Brides, berikut beberapa indikasi keberadaan keluarga yang justru bisa menjadi “racun” dalam sebuah hubungan:
Selalu Konsultasi pada Keluarga Sebelum Mengambil Keputusan
Salah satu indikator utama pasangan lebih mengutamakan keluarganya adalah ketidakmampuan pasangan mengambil keputusan secara mandiri.
Dia akan selalu bertanya pada keluarganya, entah itu orangtua atau saudara yang lain, sebelum mengambil keputusan baik besar maupun kecil.
Bahkan masalah pribadi yang harusnya bisa diselesaikan berdua doi tetap meminta pertimbangan orangtua.
Lebih Menghargai Masukan Keluarganya
Kehidupan rumah tangga terasa penuh sesak karena lebih memilih mematuhi nasihat keluarga daripada bertukar pikiran dengan pasangan.
Masalah menyangkut kehidupan berdua lebih baik dibicarakan berdua. Tidak perlu melibatkan orang lain selama kita tidak membutuhkannya.
Gagal Menetapkan Batasan
Setiap rumah memiliki masalah yang berbeda-beda, walaupun masih satu keluarga. Karenanya mencampuri masalah pribadi tanpa diminta, itu sudah melanggar batasan.
Keluarga yang selalu merasa ingin dilibatkan dalam urusan domestik rumah tangga saudara atau anaknya, red flag!
Begitu juga sebaliknya, keluarga yang selalu membebani kita dengan masalah domestik rumahtangga, itu juga toxic.
Dibedakan dalam Urusan Keluarga Besar
Seringkali terjadi karena beberapa masalah atau ketidakcocokan, keluarga pasangan membedakan perlakuan.
Seperti tidak diundang atau dilibatkan dalam acara keluarga, tidak diberi seragam keluarga, selalu disindir dalam grup keluarga dan sebagainya.
Ini dapat merusak keharmonisan hubungan berdua apabila pasangan tidak mampu berdiri membela kita di depan keluarganya.
Interaksi dengan Keluarga yang Selalu Berujung Konflik
Entah karena beda karakter atau apapun, seringkali ada saja keluarga yang memiliki sifat keras dan menang sendiri.
Menghadapi keluarga dengan tipe begini serba salah. Didekati selalu berujung konflik, dijauhi pun juga pasti akan menyebabkan konflik yang lebih besar.
Satu-satunya cara adalah mengabaikan sifat buruknya dan tetap bersikap biasa. Tidak terpancing dengan segala provokasi yang dilakukan.
Saling menguatkan pasangan untuk memberi support mental agar tidak mempengaruhi keharmonisan rumah tangga.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif