Bacaini.ID, KEDIRI – Betulkah Miftah Maulana Habiburrahman adalah nama asli Gus Miftah? Banyak warganet yang mempertanyakan hal itu. Terutama setelah olok-oloknya yang merendahkan Sunhaji pedagang es teh asal Banyusari Grabag Magelang Jawa Tengah, viral di media sosial.
Informasi yang dihimpun Bacaini.ID, nama lahir Gus Miftah ternyata bukan Miftah Maulana Habiburrahman, melainkan Miftaim An’am. Miftaim An’am diketahui lahir di Adirejo Jabung 5 Agustus 1981 dan saat ini bertempat tinggal di daerah Tundan, Purwomartani Kalasan, Sleman Yogyakarta. Mifta’im merupakan anak ketiga dari lima bersaudara (diantaranya Ali Mahmudin, Miftahul Huda, Mifron Kholisin, Miftakhul Khoeron) pasangan Murodi dan Sri Munah yang menikah dengan Dwi Astuningsih, warga Sleman Yogyakarta kelahiran 18 Desember 1977.
Gus Miftah mengklaim jika ayahnya Murodi seorang tokoh agama, namun beredar di media sosial, saudara kandung Gus Miftah menyebut bahwa Murodi adalah pria biasa guru ngaji namun berprofesi petani dan transmigran dari Jawa (disampaikan oleh RT dari tempat asal ayahanda Gus Miftah). Hal ini menjadikan bukti bahwa Gus Miftah bukan keturunan orang tua yang berasal dari Pondok Pesantren atau Tokoh Agama/Kyai.
Istri Ta’im (Gus Miftah) Dwi Astutiningsih,kelahiran Sleman, 18 Desember 1977 adalah anak dari Muhammad Wasido Hidayat dan Sulastri dari Boyolali. Perempuan empat tahun lebih tua dari Ta’im (Gus Miftah) ini dinikahin pada tahun 2004. Dwi Astutiningsih adalah saudara kandung dari Muhammad Mi’roji. Dari pernikahannya, pendakwah berambut gondrong yang gemar berkacamata gelap itu dikaruniai dua anak. Keduanya adalah Muftie Nabiel Ulayya Mecca Maulana Habiburrohman dan Muftie Atho’illah Shohibul Atqiya Maulana Habiburrohman.
Miftaim An’am diketahui hijrah ke Yogyakarta mulai tahun 1999 setelah lulus Madrasah Aliyah di Lampung. Di Yogya ia menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga, namun tidak tamat pada tahun terakhir.
Pendidikan awal Ta’im (Gus Miftah) adalah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Pembangunan Bustanul Ulum dan Pondok Pesantren Nurul Huda. Ponpes Bustanul Ulum berada di Jl Kawista No 15 Jayasakti, Kec. Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah milik K.H. Husnul Badar. Sekolah dari jenjang dari MI sampai STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah). Sedangkan Ponpes Nurul Huda berada di Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan didirikan oleh Kyai Affandi pada tahun 1980
Miftaim yang juga pernah menjadi marbot di salah satu masjid di Yogyakarta itu kemudian melanjutkan studinya di Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Miftaim An’am memutuskan menjadi pendakwah pada usia 21 tahun. Sejak itu namanya lebih terkenal sebagai Miftah Maulana Habiburrohman.
Seiring itu dalam beberapa kesempatan, ia mengklaim keturunan ke-9 Kiai Muhammad Ageng Besari (Mbah Kasan Besari). Mbah Kasan Besari diketahui merupakan ulama besar Tegalsari Ponorogo, Jawa Timur yang melahirkan kiai-kiai besar di tanah Jawa. Klaim sebagai putra kiai dan karenanya layak menyandang sebutan ‘Gus’ pernah dibantah oleh putra almarhum Kiai Maimoen Zubair atau Mbah Moen. Ditegaskan bahwa Miftah bukan seorang Gus.
Yang menarik, Miftah dalam menjalani karir sebagai pendakwah sengaja mengambil segmen jamaah dari kalangan marjinal, terutama para pelaku hiburan malam serta penghuni lokalisasi. Kemudian hanya bermodal uang 20 juta, pada tahun 2011 Miftah mendirikan pondok pesantren Ora Aji di Tundan, Sleman Yogyakarta. Pada tahun 2018 nama Miftah dikenal khalayak luas lantaran video dakwahnya di salah satu kelab malam di Bali viral di media sosial.
Sejak itu ia kerap tampil di stasiun televisi swasta. Nama Miftah kian meroket setelah berhasil mengajak Deddy Corbuzier masuk Islam (mualaf). Karir Miftah sebagai pendakwah sekaligus publik figur yang berteman dengan para pesohor politik dan artis semakin menanjak. Pada pemiluh 2014 Gus Miftah terlihat dekat dengan Hanafi Rais (Anak Amien Rais) dan melakukan protes dan klarifikasi kepada Bawaslu dan KPUD.
Karirnya meroket dan hidupnya bergelimang harta semenjak mengajak Deddy Corbuzier masuk Islam. Puncaknya pasca Pilpres 2024, ia ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Utusan Khusus Presiden RI Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Kontroversi Gus Miftah:
Pengunaan Sebutan Gus
-Beberapa pihak menyebut sebutan Gus pada Gus Miftah tidak layak, karena Gus Miftah bukan keturunan dari anak Kyai. Meskipun orang tua Gus Miftah adalah guru ngaji dan dapat dianggap kyai meskipun tidak punya pondok pesantren. Faktanya memang secara formal sebutan Gus pada kalangan pesantren ini sama halnya seperti sebutan Kyai. Sebutan penghargaan pada orang yang dianggap lebih baik dan berilmu. Meskipun saat ini menjadi berubah, karena Hotman Paris Hutapea, seorang pengacara non-muslim juga mendapat gelar kehormatan Gus Lora Hotman Paris Hutapea dari KH Solahuddin Wahid dan KH Said Aqil Sirodj dari PBNU.
Penghinaan Penjual Es Teh
-Gus Miftah menjadi sorotan setelah video yang menunjukkan dirinya menghina seorang penjual es teh viral di media sosial. Dalam video tersebut, Gus Miftah menggunakan kata-kata kasar yang dianggap merendahkan penjual es teh tersebut. Hal ini memicu kemarahan publik dan mendorong munculnya petisi yang mendesak pencopotan Gus Miftah dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden. Meskipun candaan kepada penjual es teh ini sudah sering dilajukan oleh Gus Miftah sejak beberapa tahun lalu setiap kali ceramah.
Penghinaan Pelawak Yati Pesek
-Gus Miftah dalam acara wayangan, sebagai dalang tampil bersama pelawak Yati Pesek. Terucap guyonan Gus Miftah yang sarkasme, tentang Yati Pesek yang kemudian berdampak setelah acara itu beberapa teman Yati menyampaikan bahwa Yati Pesek menangis dan berasa terhina atas guyonan Gus Miftah yang menyebutnya jika kalau cantik bakal jadi “l*nte”, susu basi atau kadaluwarsa.
Penghinaan Terhadap Dokter
-Pada ceramahnya Gus Miftah, menyebutkan bahwa sebenarnya dokter itu “gobl*k” karena setiap mau mengobati dan menyuntik pasien terlebih dahulu harus bertanya kepada pasien. Berbeda dengan dokter hewan, tanpa bertanya langsung disuntik.
Penghinaan Terhadap Ustadz Khalid Basalamah
-Pada tahun 2022, Gus Miftah saat tampil sebagai dalang menampilkan wayang dengan wajah berjenggot mirip Ustadz Khalid Basalamah dan menhajar wayang tersebut
Membuat singkatan jorok dalam dakwah di Klub Malam
-Gus Miftah, sering kali membuat singkatan yang menjurus pornografi dan ungkapan jorok pada saat ceramah.
Penghinaan Penyaji Minuman Saat Pengajian
-Menyebut penyaji minuman yang salaman kepadanya, Gus Miftah menyampaikan harus cuci tangan dengan pasir 7 kali (sama halnya jika terkena najis anjing).
Ceramah di Gereja
– Pada Mei 2021, Gus Miftah berdakwah di Gereja Bethel Indonesia, yang menuai kecaman karena dianggap melanggar toleransi.
Mendukung Prabowo Subianto Jika Lepas dari Kelompok 212
-Gus Miftah menyampaikan pada saat pemilu 2024, bahwa dukungan kepada Capres Prabowo-Gibran setelah meminta agar tidak ada kelompok 212 dalam barisan pendukung Prabowo-Gibran yang dianggap radikal.
Dakwah di Klub Malam
– Gus Miftah menyatakan bahwa dakwah bisa dilakukan di kelab malam, yang memicu perdebatan publik.
Toyor Kepala Istri di Depan Umum
– Pada Oktober 2024, Gus Miftah menoyor kepala istrinya di depan umum, yang dianggap tidak pantas dan memicu kritik.
Bagi-Bagi Uang Saat Kampanye
– Pada Januari 2024, Gus Miftah membagikan uang kepada jemaah di Pamekasan, Madura, yang dituduh sebagai politik uang menjelang Pemilu 2024.
Sebut PKS Sebagai Partai Wahabi
– Pada Januari 2024, Gus Miftah menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai yang identik dengan Wahabi, yang memicu reaksi keras dari kader PKS.
Bandingkan Larangan Speaker Masjid dengan Dangdutan
– Gus Miftah membandingkan larangan penggunaan speaker masjid untuk tadarus Al-Qur’an dengan acara dangdutan, yang membuat publik marah.
Istri Gus Miftah Membagikan Roti ke Santri
-Beredar video di media sosial, Istri Gus Miftah membagikan kue/roti kepada para santri dengan antri sambil jongkok dan menunduk dan berjalan jongkok
Pada Jumat 6 Desember 2024, Miftah resmi menyatakan mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden RI Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Keputusan mundur diambil setelah olok-oloknya kepada pedagang es teh jadi polemik dan terus memanas di media sosial meski olok-olok dan ucapan kata-kata kasar Gus Miftah sudah lama dilakukan dan menjadi ciri khasnya saat ceramah pada kelompok “marjinal” sejak enam tahun yang lalu. Hanya gaya bahasa ini kemudian menjadi mencuat dan menjadi framming negatif setelah Gus Miftah diangkat menjadi Utusan Khusus Presiden.
Penulis: Tim Bacaini.ID
Editor: Solichan Arif