Bacaini.ID, KEDIRI – Tato sebagai seni merajah tubuh telah berusia lebih dari 5000 tahun.
Pada masa lampau tato berhubungan erat dengan aktifitas spiritual dan sekaligus simbol strata sosial bagi pemiliknya.
Dilansir dari painfulpleasures.com, istilah tato dalam bahasa modern pertama kali dikenalkan oleh James Cook pada tahun 1769.
James Cook merupakan Kapten Angkatan Laut Kerajaan Inggris, seorang penjelajah yang banyak berjasa dalam pembuatan peta dunia.
Dalam catatannya, Cook yang melakukan penjelajahan Samudera Pasifik bertestimoni bertemu masyarakat adat dengan budaya tato-nya di Selandia Baru, Australia dan Hawaii.
Cook mendefinisikan tato sebagai desain pigmen pada kulit.
Kata “tato” berasal dari bahasa Polinesia “tatu” yang berarti menusuk atau tanda yang dibuat pada kulit.
Dalam bahasa Tahiti, “tatau” berarti menandai sesuatu. James Cook kemudian menuliskannya dalam bahasa Inggris dengan kata “tattoo”. Kata inilah yang selanjutnya familiar dipakai mendefinisikan seni merajah kulit.
Sejarah Tato Dunia
Banyak yang mengira tato tertua dimiliki oleh masyarakat Mesir. Ternyata pengetahuan itu kurang tepat.
Sejarah dunia mencatat, jauh sebelum tato Mesir, para peneliti telah menemukan jejak tato sejak Zaman Perunggu di berbagai belahan dunia.
Tato tertua di dunia ditemukan bersamaan penemuan mumi Ötzi, si Manusia Es, di Pegunungan Alpen pada tahun 1991. Mumi zaman perunggu yang pernah hidup sekitar 3300 SM.
Mumi itu diketahui memiliki tato pertama yang tercatat hingga sekarang. Para peneliti percaya tato model titik-titik di tubuh Ötzi digunakan untuk penyembuhan.
Pada era yang sama masyarakat Jepang telah melukis atau mengukir tato wajah pada patung-patung tanah liat, yang kemudian ditempatkan di kuburan.
Tanda-tanda yang dibuat dispekulasikan memiliki makna spiritual.
Patung-patung itu mewakili anggota komunitas yang masih hidup yang secara simbolis menemani orang mati di alam baka.
Bukti tato paling awal di Jepang berasal dari penampakan penemuan patung, namun belum diketahui pasti apakah orang Jepang juga merajah tubuh mereka.
Tato di Indonesia
Tesis Ady Rosa (alm), seorang pakar tato Indonesia yang hasil penelitiannya jadi rujukan, menjelaskan tato di Indonesia ditemukan pertama kali pada 1500 SM.
Suku Mentawai menjadi salah satu komunitas adat yang memiliki budaya tato yang disebut titi. Tato bagi suku Mentawai adalah simbol jati diri, tanda kenal pribadi, serta hiasan tubuh.
Tato Mentawai dianggap sebagai seni rajah tertua di dunia lantaran prosesnya bertahan dengan cara tradisional.
Suku Dayak Iban juga memiliki tradisi rajah yang disebut dengan tutang. Serupa dengan Suku Mentawai, Dayak Iban juga menggunakan rajah sebagai simbol jati diri, tanda kenal dan fungsi tradisional lain.
Motif tato pada laki-laki dan perempuan dibedakan dengan bentuk dan tujuannya.
Sama dengan Mentawai, suku Dayak Iban juga membuat tato dengan cara tradisional: memakai bahan alami dengan pengerjaan yang didahului dengan ritual tertentu.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif