KEDIRI – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Gudang Garam Tbk. tahun buku 2019 tak membagikan deviden kepada investor. Seluruh laba perusahaan dimasukkan sebagai modal kerja perusahaan.
RUPS yang digelar hari ini, Jumat 28 Agustus 2020 di Hotel Grand Surya Jalan Doho No. 59 Kediri menyepakati tak membagikan deviden kepada para pemegang saham. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana perusahaan rokok yang bermarkas di Kediri ini rajin membagikan keuntungan kepada investor.
baca ini 62 Tahun Gudang Garam Membangun Kediri
“Penggunaan laba peseroan untuk tahun buku 2019 seluruhnya dimasukkan dalam akun saldo laba dan akan digunakan untuk menambah modal kerja, sehingga perseroan tidak membagikan deviden kepada pemegang saham,” demikian tertulis dalam siaran pers yang diterima Bacaini, Jumat 28 Agustus 2020.
Tahun 2019 lalu, Gudang Garam membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp 5 triliun atau setara dengan Rp 2.600 per lembar saham untuk tahun buku 2018.
RUPS ini juga menunjuk Juni Setiawati Wonowidjojo sebagai Presiden Komisaris dan Susilo Wonowidjojo di kursi Presiden Direktur. Jajaran direksi diisi oleh Heru Budiman, Herry Susianto, Istata Taswin Siddharta, Susanto Widiatmoko, Andik Wahyudi, dan Hamdhany Halim. Posisi Direktur Independen dipercayakan kepada Sony Sasono Rahmadi.
Berbeda dengan pelaksanaan RUPS tahun sebelumnya, rapat umum pemegang saham tahun ini dilakukan dengan standar protokol pencegahan Covid-19. Perseroan juga membatasi jumlah peserta rapat yang hadir.
Mengutip riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang ditulis Bisnis.com, secara berturut-turut DPR Gudang Garam pada 2015-2017 adalah 78 persen, 75 persen, dan 65 persen. Saat itu, laba bersih perseroan mencapai Rp 6,44 triliun, Rp 6,67 triliun dan Rp 7,75 triliun.
Pada 2019, GGRM berhasil mencetak pertumbuhan laba 39,64 persen menjadi Rp 10,88 triliun dari Rp 7,79 triliun. Pertumbuhan laba ini disumbang oleh kenaikan pendapatan pada tahun 2019 menjadi Rp 110,52 triliun, naik 15,48 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 95,71 triliun. (HTW)