Memilih pasrah dan menyerahkan pengelolaan negara kepada orang tua bukanlah sikap yang tepat. Apalagi jika mengumbar nyinyir di media sosial mengecam pemerintah tanpa memberi ide yang lebih baik.
“Anak muda harus tahu dan mewarnai keputusan yang diambil pemerintah. Jangan alergi pada politik karena (politik) menentukan hidup kita,” kata Abdul Hakim Bafagih atau AHB.
Hakim adalah politisi muda yang duduk di anggota Komisi X DPR RI dari Partai Amanat Nasional. Usianya sangat belia saat terpilih menjadi legislator dari Dapil 8 Jawa Timur.
Meski ‘bau kencur’, mentalitas AHB di panggung politik tak kalah garang dengan politisi senior. Pertanyaannya cermat dan tegas saat mengorek penjelasan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio yang menjadi mitra kerjanya.
“Saya tak mau hanya jadi obyek atau angka ikut dalam arus politik nasional. Saya harus mewarnai kebijakan pemerintah dengan sudut pandang anak muda,” ujar AHB.
Sikap dinamis inilah yang mengantarkan AHB menjadi salah satu pembicara MilenialFest 2020 di XXI Djakarta Theatre. Politisi asal Kota Kediri ini disandingkan dengan sederet tokoh nasional seperti Wakil Presiden RI ke-12 Jusuf Kalla, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menkop UKM Teten Masduki, Direktur Digital Business Telkom Fajrin Rasyid, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin, dan sederet nama besar lainnya.
Di forum yang berlangsung pada 15 dan 16 Agustus 2020 lalu, AHB bertukar konsep dengan Stafsus Kepala BKPM Pradana Indraputra dan Stafsus Menpora Alia Laksono tentang Millennials and Policy Making.
“Demokrasi itu kadang juga bicara soal kuantitas, bukan kualitas. Jadi di satu forum saat pengambilan keputusan deadlock, pasti diambil voting. Nah kalau voting didominasi yang bukan muda-muda, pasti suara kita juga kalah kan. Di situ kita gak bisa apatis,” kata AHB menjelaskan perannya di senayan.
Berdiam diri dan menyerahkan pengelolaan negara kepada orang lain, menurut AHB, bukanlah sikap strategis bagi anak muda. Sebab hampir semua sendi kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang diambil dari proses politik.
AHB mencontohkan, lini pariwisata tanah air banyak melibatkan anak muda sebagai pelaku usaha sekaligus pengguna jasa. Jika kebijakan pemerintah soal pariwisata tidak nyambung dengan konsep mereka, akan menyulitkan dunia usaha itu sendiri.
Besarnya potensi dan peran anak muda inilah yang menjadi alasan digelarnya MilenialFest Conference 2020. Banyak yang berharap hadirnya anak muda sebagai pemimpin dan tokoh inspirasi ini mampu mengurangi gap antara pemerintah dengan masyarakat, khususnya generasi muda.
“Kami sangat antusias menyambut pemimpin muda dan tokoh inspirasional yang bersedia menjadi narasumber di MilenialFest Conference. Mudah-mudahan, platform yang kami hadirkan ini mampu berkontribusi bagi milenial. Sesuai dengan cita-cita kami untuk menjadi jembatan skills dan pengetahuan bagi teman-teman di seluruh Indonesia,” ujar CEO MilenialFest Danial Iskandar dalam keterangan tertulisnya. (HTW)