• Login
  • Register
Bacaini.id
Wednesday, November 5, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Hipergami, Praktik Kuno Pilih Pasangan Tajir yang Kembali Tren

ditulis oleh Editor
06/07/2024
Durasi baca: 3 menit
Hipergami, Praktik Kuno Pilih Pasangan Tajir yang Kembali Tren

Hipergami, Praktik Kuno Pilih Pasangan Tajir yang Kembali Tren. (foto ilustrasi/snackcake)

Bacaini.id, KEDIRI – Pernah kenal seseorang yang dalam memilih pasangan selalu mengedepankan status sosial?.

Atau jangan-jangan anda sendiri pelakunya? Memilih pasangan dengan petimbangan status sosial, kekayaan, pendidikan dan popularitas, bukan mengutamakan cinta dan perasaan.  

Umumnya, orang-orang seperti tersebut di atas mendapat stigma sebagai makhluk materialistik. Benarkah begitu?.

Menjalin hubungan, utamanya lawan jenis dengan pertimbangan lebih tinggi status sosial dalam ilmu sosial disebut hipergami.

Praktik hipergami bukan hal baru. Sudah jamak dalam masyarakat di negara manapun sejak ribuan tahun lalu, status sosial calon pasangan adalah salah satu pertimbangan untuk melanjutkan hubungan dalam pernikahan.

Menurut penelitian, praktik hipergami sudah ada sejak 3000 tahun lalu. Praktik ini terutama terjadi dalam masyarakat feodal pada masa lampau atau masyarakat Hindu yang masih kental dengan strata kasta.

Pernikahan pada masa itu adalah tentang bagaimana bertahan hidup dan mencari perlindungan. Karenanya praktik hipergami lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan sebab pada masa lampau, perempuan adalah pihak yang lemah secara sosial ekonomi.

Perempuan saat itu tidak memiliki hak dalam pendidikan maupun kepemilikan properti. Sehingga hipergami adalah salah satu jalan untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

Konsep pernikahan dengan berdasar pada cinta, baru dikenal sekitar 250 tahun terakhir. Jadi tidak heran jika praktik kuno hipergami sampai sekarang pun masih banyak ditemukan. 

Perkembangan Hipergami

Tren hipergami kekinian ternyata sedang melanda kawasan Eropa loh Readers. Bagaimana ini bisa terjadi?

Jika praktik hipergami kuno lebih mengarah pada keuntungan finansial, hipergami pada era modern ini ternyata lebih dari sekedar itu. Secara umum, perempuan masa kini lebih mandiri dan memiliki kesetaraan dengan laki-laki.

Jadi ketika seseorang melakukan praktik hipergami pada masa kini, hal itu terjadi karena pergeseran nilai pernikahan itu sendiri.

Dengan memilih pasangan yang memiliki status, kekayaan, atau kekuasaan yang lebih tinggi, perempuan dapat memastikan bahwa mereka dan anak-anak mereka akan memiliki akses terhadap lebih banyak sumber daya, perlindungan, dan peluang.

Selain itu dengan memilih pasangan yang lebih tinggi status sosialnya, seseorang memiliki kesempatan lebih luas untuk terus berkembang dan saling memberi manfaat dalam hubungan.

Pada masa sekarang, ambisi, kekayaan, dan status tetap penting, namun sama pentingnya untuk menemukan pasangan yang melengkapi dan meningkatkan taraf kehidupan dengan cara yang berarti.

Dampak Positif dan Negatif Hipergami

Pasangan yang memiliki status ekonomi lebih tinggi tentu lebih mampu memberikan stabilitas keuangan dan standar hidup yang lebih baik.

Memilih pasangan dengan status sosial lebih tinggi juga dapat meningkatkan harga diri dan citra seseorang. Dampak negatifnya, pasangan yang memiliki status sosial lebih rendah biasanya tergantung pada pasangan dan hubungan jadi tidak seimbang.

Belum lagi tuduhan yang akan diberikan oleh masyarakat untuk mereka. Sebutan “panjat sosial”, “matre” pasti akan dialamatkan pada mereka yang memiliki status sosial lebih rendah dari pasangannya.

Pada kenyataannya, dampak praktik hipergami ini tergantung pada masing-masing individu yang melakukannya.

Di Tiongkok, praktik hipergami ini justru banyak ditawarkan oleh pihak perempuan dengan menawarkan status sosial mereka yang lebih tinggi kepada laki-laki. Terjadinya tren ini didorong oleh ketidakseimbangan gender dan meningkatnya biaya hidup.

Perempuan Tiongkok berlomba meningkatkan taraf hidupnya secara mandiri hingga meningkatkan value mereka untuk dipilih laki-laki sebagai pasangan hidup. Konsep pernikahan menjadi hubungan romantis yang memiliki manfaat secara sosial dan ekonomi bagi keduanya. 

Penulis: Bromo Liem

Editor: Solichan Arif

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: feodalismehipergamimateralistik
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

suami anggota dprd trenggalek arogan

Saat Suami Anggota DPRD Trenggalek Bertingkah Arogan

Mbak Wali Jadi Pembicara TALKVO 2025, Tekankan Pentingnya Advokasi dalam Kebijakan Berkeadilan

Mbak Wali Jadi Pembicara TALKVO 2025, Tekankan Pentingnya Advokasi dalam Kebijakan Berkeadilan

pembunuhan nenek asal jombang

Nenek Asal Jombang Dibunuh Secara Sadis

  • Gawat, Kurang Dari Seminggu 474 Kasus Covid Baru Muncul di Kediri

    Pemkab Rembang Hapus TPP, Nilai yang Diterima ASN Bikin Ngiler

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Cerita Mangut Lele yang Bikin Ngiler Megawati Setiap ke Blitar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112