Bacaini.id, JAKARTA – Tidak dapat dipungkiri pada saat Pilpres dan Pileg 2024 pada 14/02/2024 kemarin itu sangat santer dan terbukti bahwa “Jokowi Effect” memiliki efek luar biasa. Suara PDIP gembos dengan kondisi kalahnya beberapa “kandang banteng” karena Jokowi Effect ini. Tengok saja di Jawa Tengah khususnya Solo Raya, Blitar, Kediri dan Bali yang menjadi daerah keramat PDIP hilang beberapa kursi DPRD nya.
Bagi para kandidat calon kepala daerah yang Bacaini.ID temui, salah satunya di Kabupaten Kediri, meski tidak mau disebutkan identitasnya menyampaikan bahwa kondisi saat ini, bagi calon bupati harus berpikir strategis, bahwa dirinya akan semakin percaya diri jika mendapat rekomendasi dari partai-partai pemenang pemilu yang bagian dari koalisi partai pemenang pilpres 2024. “Mendapat dukungan dari partai pemenang pileg di daerah meski mendapat kursi terbanyak tetapi bukan koalisi pemenang pilpres, bagi saya kurang pede saya”, ujarnya ke Bacaini.ID dan minta identitasnya disembunyikan.
Jawa Timur hampir sudah final, rekomendasi partai koalisi pemenang Pilpres mendukung Khofifah berpasangan ke Emil Dardak. Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat dan PSI secara bulat mendukung pasangan tersebut. Meskipun PKB menjadi partai pemenang di Jawa Timur dan Khofifah adalah kader NU. Namun, kebijakan NU belum tentu searah bahwa harus mendapat dukungan PKB. Apalagi setelah Khofifah menjadi TKN Jatim untuk Prabowo-Gibran, hubungannya dengan Muhaimin dan PKB semakin memanas.
Lain halnya di Jawa Tengah, sampai dengan batas akhir penutupan pendaftaran cagub Jateng di PDIP 30/05/2024, hanya terdapat dua pendaftar bakal cagub di DPD PDIP Jateng, yaitu Hendi, panggilan akrab Hendrar Prihadi dan Rukma Setyabudi, Ketua DPRD Jateng dari PDIP. Hendi adalah mantan Walikota Semarang sekaligus Ketua DPC PDIP Semarang yang saat ini menjadi Kepala LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah). Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sempat buka suara pada (06/06/2024) di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung Jakarta Selatan bahwa kadernya cagub Jateng sudah ditugaskan untuk bertemu dan konsultasi dengan Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB. Artinya yang dimaksud Hasto, hanya dua kader tersebut, yaitu Hendi atau Rukma.
Beberapa hasil survei Lembaga riset untuk Pilgub Jateng, seperti Kanigoro Network, pada 23/04/2024 saat memaparkan hasil survei Cagub-Cawagub Jateng yang disampaikan oleh Joko Kanigoro diperoleh tiga elektabilitas tertinggi adalah Kapolda Jateng Ahmad Lutfi (25,1%), Hendrar Prihadi dari Ketua DPC PDI Semarang (23,8%), Sudaryono, Ketua DPD Gerindra Jateng (13,7%). Persaingan ketat memang antara Lutfi sebagai antitesa dari Gubernur Jateng sebelumnya, Ganjar Pranowo. Karena hasil riset Kanigoro Network, mendapat hasil bahwa mayoritas masyarakat Jateng menilai sosok yang tepat memimpin Jateng berasal dari TNI atau Polri.
Berbeda dengan hasil Kanigoro Network, Lembaga survei Indeks Data Nasional (IDN) memperoleh tiga besar elektabilitas cagub Jateng adalah Hendrar Prihadi (19,6%), Sudaryono (15,7%) dan Taj Yasin Maimoen (14,9%). Sedangkan hasil Survey Pilgub Jateng versi SPIN (Suvey dan Polling Indonesia) yang dilakukan 27 Mei – 4 Juni 2024, Direktur SPIN Igor Dirgantara memperoleh hasil posisi tiga teratas adalah Sudaryono (20,7%), Hendrar Prihadi (13.3%), Taj Yasin Maimoen (13,1%). Hasil kedua survey dari IDN dan SPIN tidak memunculkan dalam tiga besar nama Ahmad Lutfi yang saat ini menjabat Kapolda Jateng.
Menurut Musthofa, analis dan peneliti dari IISIP Jakarta. Hasil ketiga survey tersebut memasukan nama Hendrar Prihadi dan Sudaryono. Nama Ahmad Lutfi hanya masuk dalam satu survei menunjukan bahwa Prabowo Effect memberikan dampak signifikan bagi kandidat Sudaryono, yang saat ini menjabat Ketua DPD Gerindra Jateng. Tinggal pasangan Sudaryono ini nanti siapa yang bakal bisa menambah mengangkat elektabilitas cagubnya. Menurut Musthofa, tidak menutup kemungkinan, setelah lolosnya gugatan MK oleh Partai Garuda, terkait ketentuan umur Calon Kepala Daerah, maka peluang Kaesang Pangarep, Ketua Umum PSI, sekaligus putra Presiden Jokowi bakal memiliki kans kuat di Jawa Tengah.
“Kaesang ini bisa jadi magnet di Jateng. Kaesang mungkin kurang menarik di pilgub DKI Jakarta dan Jawa Barat. Cawali Kota Depok, ya sudah pasti tidak mungkin. Akan turun derajat sekelas ketua umum partai, mencalonkan walikota Depok. Jadi ini akan menjadi bukti nanti bagaimana kombinasi Jokowi Effect dan Prabowo Effect jika Sudaryono berpasangan dengan Kaesang, ujar Musthofa.
Peneliti Politik ini juga menyampaikan memang dalam survei pada durasi April 2024, nama Ahmad Lutfi masuk tiga besar, tapi hasil dari beberapa Lembaga survei pada awal Juni 2024 sedikit berbeda. Nama Lutfi hilang. Generasi Milenial dan Gen Z mungkin yang mayoritas di Jateng merindukan calon pemimpin muda. Nah Sudaryono ini masuk kategori tersebut. “Saya berpendapat pribadi, dengan pengaruh dan kedekatan Ahmad Lutfi dengan masyarakat dan tokoh masyarakat di Jateng selama menjadi Kapolda sampai sekarang justru tambah dapat dijadikan modal menjadi Ketua Tim Pemenangan Pilgub Jateng bagi siapapun kandidat yang ingin merangkulnya. Apalagi Lutfi akan pensiun pada akhir tahun ini. Pak Lutfi bisa mencontoh keberhasilan mantan Kapolda Jatim, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin yang sukses menjadi Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Jawa Timur.
Berdasarkan penelusuran Bacaini.ID, Sudaryono, B.Eng., M.M., MBA saat ini berumur 39 tahun adalah Ketua DPD Gerindra Jateng, alumni SMA Taruna Nusantara Magelang dan mendapat beasiswa di Akademi Pertahanan Nasional Jepang. Jabatan lain adalah Wakil Sekjend Partai Gerindra, CEO di Nusantara Energi dan CEO Garuda TV.
Penulis : Danny Wibisono
Editor : Hari Tri Wasono