Bacaini.id, KEDIRI – Kasus perselingkuhan lagi viral. Dikhianati oleh orang terkasih tentu menimbulkan rasa pedih dan kecewa mendalam ya Readers.
Ya, psikologis setiap orang berbeda-beda, dan pastinya dampak yang timbul pada kesehatan mental tiap individu juga berbeda.
Sakit hati parah, kecewa, marah dan sedih bisa menimbulkan stres berkepanjangan.
Trauma jangka panjang imbas perselingkuhan pada korban selingkuh disebut Post Infidelity Stress Disorder (PSID).
Post Infidelity Stress Disorder adalah jenis gangguan kecemasan yang mungkin dialami seseorang setelah mengetahui bahwa orang yang mereka cintai tidak setia lagi padanya.
Readers, dikhianati oleh pasangan memang bisa mengacak-acak bangunan emosional. Ini dapat membuat korban trauma dan menyulitkan mereka menjalani hidup normal.
Berikut beberapa ciri pengidap PISD:
• Sering merenung
• Trauma recall berupa ingatan kilas balik atau mimpi buruk
• Mati rasa
• Menghindar
• Kecemasan
• Depresi, perasaan hampa, sedih dan menangis terus-menerus
• Isolasi dan menarik diri
• Insomnia
• Masalah kepercayaan
• Waspada berlebihan
• Sulit menjalin hubungan pasca perselingkuhan.
Readers, walaupun stress pasca perselingkuhan sangat berat dirasa, tapi masalah mental ini bisa diatasi dengan beberapa hal yang dapat membantu korban perselingkuhan memulihkan kesehatan mentalnya.
Hal yang perlu dilakukan oleh penderita PISD adalah:
Melakukan Perawatan Diri
Pulihkan mental dengan lebih memperhatikan diri sendiri. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah melakukan perawatan diri. Misalnya dengan makan makanan sehat, membatasi waktu penggunaan media sosial, dan tidur nyenyak yang berkualitas.
Selain itu, Readers juga bisa mengikuti kelas olah raga kelompok, jalan-jalan, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman.
Lakukan sesuatu yang belum sempat dilakukan saat hubungan masih baik-baik dengan pasangan dan jalin hubungan yang lebih baik dengan keluarga, sahabat atau komunitas.
Jangan lupa untuk memulai hidup lebih sehat ya Readers.
Mencari Dukungan Emosional
Readers bisa curhat kepada keluarga atau sahabat. Menumpahkan kesedihan kepada mereka dengan leluasa.
Mengunjungi terapis juga bisa dilakukan agar kita bisa mengidentifikasi, merasakan, menangani emosi dan reaksi terhadap pengkhianatan.
Me-manage Rasa Khawatir
Readers bisa menjadwalkan durasi waktu tertentu untuk fokus pada emosi negatif akibat perselingkuhan. Beri waktu pada rasa khawatir sehingga tidak menyita waktu dengan bersedih seharian.
Gunakan waktu secara terstruktur untuk merenung atau memproses situasi dan mengkalibrasi ulang.
Ketika waktunya selesai, hormati dan hargai batas tersebut untuk mengurus hal-hal lain yang juga butuh waktu, fokus, dan perhatian. Misalnya, menyelesaikan pekerjaan dan mengurus diri sendiri. Atau memperbaiki hubungan dengan keluarga.
Stop Menyalahkan Diri Sendiri
Ketika kita diselingkuhi oleh pasangan, yang pertama terpikir adalah “apa salahku?”.
Mungkin saja, kita juga menyumbang peran dalam masalah yang terjadi dengan pasangan. Namun, perselingkuhan adalah tanggungjawab pribadi dari yang melakukannya.
Readers, kita tidak dapat mengendalikan perbuatan orang lain, siapapun itu. Dan tentu saja juga tidak bertanggung jawab atas pilihan tindakan yang dilakukannya.
Perselingkuhan terjadi karena adanya kemauan dari pelaku. Dan hal ini murni kesalahan mereka sendiri, bukan kita.
Jadi, berhentilah bertanya “apa salahku?” dan menyalahkan diri sendiri atas perselingkuhan yang dilakukan pasangan. Mulailah memahami batasan masalah dan lebih menghargai diri sendiri.
Memulai Hidup Seimbang dan Sehat
Seimbangkan kehidupan sosial dengan memberi waktu pada diri sendiri untuk lebih sering bergaul. Bertemu keluarga, teman atau memulai aktivitas baru bersama komunitas baru akan sangat membantu pemulihan mental.
Readers juga perlu melakukan keseimbangan fisik dengan berolah raga atau melakukan aktivitas luar ruang yang menyehatkan.
Seimbangkan juga waktu pribadi. Beri diri sendiri waktu untuk bersantai, istirahat cukup, meditasi jika dirasa perlu. Lakukan hobi dan kegiatan lain yang menyenangkan, namun jangan biarkan tubuh terlalu lelah.
Membangun Lagi Kepercayaan
Readers, pengkhianatan tentu akan membuat kita jadi lebih waspada kepada orang lain, bahkan kepada orang dekat kita. Rasa percaya yang hilang membuat kita seringkali lebih menutup diri.
Apabila merasa sudah siap, mulailah berlatih membangun kembali kepercayaan dengan diri sendiri dan orang lain.
Readers bisa memulai secara internal, berlatih mendengar, serta mempercayai perasaan dan intuisi kita tentang orang lain dan situasinya.
Kemudian alihkan fokus untuk membuka, memperbaiki, mengembangkan, atau memperdalam kepercayaan pada orang lain. Ingatlah bahwa penilaian buruk pasangan kita sama sekali tidak mencerminkan diri kita.
Oh ya, jangan pernah berhenti berusaha mengalihkan pikiran negatif dan menjadi lebih terbuka pada perasaan-perasaan yang Readers rasakan.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif