Bacaini.id, KEDIRI – Jelang hari raya idul adha, ratusan ekor kambing mengikuti kontes hewan kurban di pasar hewan Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri Jawa Timur.
Kontes yang digelar bukan hanya menaikkan nilai tawar, tapi juga merangsang pola perawatan agar ternak yang dipelihara lebih berkualitas.
Dari informasi yang dihimpun, peserta kontes berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa, yakni mulai Banyuwangi hingga Banten. Adapun jenis kambing yang dilombakan adalah domba, croos boer dan peranakan etawa.
Lantaran untuk kurban, penilaian kambing jenis domba dan croos boer terfokus pada bobot daging. Selain ukuran badan dan kesehatan, pola warna kulit, kepala dan telinga masuk kriteria penilaian.
Sedangkan kambing peranakan etawa, penilaian tertuju pada keindahan atau seni. Seperti bentuk kepala, tanduk, telinga, postur, pola warna bulu, kaki dan keserasiannya.
Yusuf Jazuli, salah satu peserta kontes menuturkan, kontes yang digelar menjadi kesempatan pemilik kambing menjajakan hewan ternaknya. Misalnya peranakan etawa, bandrol yang ditawarkan mulai jutaan hingga puluhan juta.
Harga jual kambing tergantung usia serta kondisi, karena pasca kontes, hewan kambing yang menang akan melejit harga jualnya.
“Selain menambah semangat dan motivasi kita untuk beternak, juga harga hewan kambing yang menang harganya akan melonjak naik. Bahkan nama farm atau kandangnya juga ikut melejit,” tuturnya Minggu (26/5/2024).
Ketua Panitia Kontes Kambing, Taufan Hidayat mengatakan, kontes hewan ternak bertujuan merangsang pola perawatan peternak agar lebih berkualitas, dan juga akan menaikkan daya tawar hewan ternak kambing.
Kontes juga untuk mendorong percepatan populasi ternak di wilayah kabupaten kediri, yakni terutama tiga jenis kambing yang diperlombakan. Kontes ternak di Kediri diketahui rutin digelar setiap tahun di mana panitia menyediakan tropy dan uang pembinaan.
“Dalam kontes ini ada tiga jenis yang diperlombakan, yakni domba, croos boer dan peranakan etawa. Untuk domba dan croos boer dinilai bobot atau pedaging, sementara peranakan etawa yang dinilai seni atau keindahan bentuk tubuh dan keserasiannya,” ungkapnya.
Penulis: Agung K Jatmiko
Editor: Solichan Arif