Menyembelih hingga mencincang kambing hanya butuh 7 menit
BONDOWOSO – Peringatan Idul Adha yang diikuti penyembelihan sapi dan kambing adalah ritual wajib bagi Husen. Ini adalah hari kemenangan bagi Husen atas tumbangnya puluhan ternak di ujung belatinya.
Usai adzan Subuh berkumandang, Husen sudah menata belati di pinggir kali. Terdiri dari tiga ukuran, masing-masing belati memiliki kegunaan berbeda. Pisau kecil untuk menyayat, pisau sedang untuk menyembelih, dan pisau besar untuk menebas tulang.
Tak ada yang kebal di depan ujung pisau Husen. Semua jenis tulang dan daging ditebas dengan sekejap mata hingga menyisakan potongan kecil-kecil. Pisau itu dengan cepat memisahkan daging dengan tulang, hingga meloloskan seluruh kulitnya tanpa tergores sedikitpun.
Kepiawaian Husen memotong ternak membuatnya dijuluki jagal kondang dari Bondowoso. Selain memotong hewan kurban, dia juga bekerja di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Bondowoso.
Di luar RPH, Husen juga membuka praktik sendiri. Lokasinya di pinggir kali di Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso. Di atas tanggul sungai, Husen memiliki tempat khusus berupa bak air dan lantai semen. Di atas lantai berdiri dua tiang besi yang ditautkan kawat di ujungnya. Di tiang inilah Husen menggantung korban-korbannya hingga tak bersisa sedikitpun.
Menyembelih sapi atau kambing, bagi Husen, tak lebih dari menepuk lalat di tangan. Satu ekor kambing yang dituntun ke lokasi pembantaian hanya butuh waktu tujuh menit untuk menjadi cincangan daging.
Entah mantra apa yang dibacakan Husen untuk menundukkan sapi dan kambing saat disembelih. Hewan-hewan ini seperti patuh saat dituntun ke lokasi penyembelihan untuk dibaringkan. Seorang diri, Husen menyembelih kambing tanpa mengikat kakinya sama sekali. Tangan kanan menggorok, tangan kiri memegang kepala, dan kaki kanan menginjak leher. Sreeet……..darah mengucur deras.
Setelah memastikan kambing tak bergerak, Husen memenggal kepalanya dan menggantung badannya di kawat tiang. Selain memudahkan menguliti, posisi ini untuk menguras darah dari dalam tubuh agar keluar melalui sayatan leher.
Dengan cekatan tangan-tangan Husen memisahkan kulit dari daging menggunakan pisau kecil. Selanjutnya bagian perut dibelah untuk mengeluarkan organ dalam dan kotoran. Satu per satu bagian daging dilepas untuk dicincang lebih kecil. Demikian pula tulang belulang yang keras cukup ditebas menggunakan pisau besar.
Percaya atau tidak, seluruh proses tersebut hanya membutuhkan waktu tujuh menit saja. Luar biasa.
Husen mengaku tak pernah mempekerjakan orang lain untuk membantunya. Dia hanya mengajak adik iparnya sebagai pencincang daging. “Kalau memotong sapi hanya butuh dua atau tiga orang saja,” katanya.
Husen memang jago. Sampai-sampai dia tak bisa mengingat berapa banyak kambing dan sapi yang disembelih dalam satu hari. Seluruh pekerjaan itu dia lakukan secara otomatis dan tanpa cakap. Tiba-tiba saja, kambing atau sapi yang berdiri tegak telah berubah menjadi daging cincang dalam waktu cepat. (HTW)