Bacaini.id, MALANG – Seorang petugas KPPS di Kota Malang kembali meninggal dunia saat melaksanakan tugas Pemilu 2024. Kematian petugas KPPS di Kota Malang ini adalah yang kedua kalinya.
Menurut Ketua KPU Jawa Timur Rochani, jumlah petugas KPPS Pemilu 2024 di Jawa Timur yang meninggal dunia sudah mencapai 8 orang. “Sejauh ini di Jawa Timur tercatat sudah ada 8 petugas KPPS yang meninggal dunia,” ujar Rochani di Malang Jumat (16/2/2024).
Petugas KPPS Kota Malang yang meninggal dunia diketahui bernama Sigit Widodo (54), warga Jalan Kalimosodo, Kelurahan Polehan, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
Yang bersangkutan merupakan Ketua KPPS di TPS 20. Sigit Widodo dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (15/2/2024) sekitar pukul 19.30 WIB. Sigit divonis mengalami serangan jantung. Ia meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit.
Sebelumnya Salmiati Ningsih (56), anggota KPPS di TPS 7 Desa Ngadirejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, meninggal dunia saat proses rekap penghitungan suara pada sore harinya.
Ketua KPU Jawa Timur Rochani mengatakan pihaknya akan memberikan santunan bagi petugas KPPS yang meninggal dunia, yakni dengan besaran Rp 36 juta. ”Tentunya kami menyiapkan alokasi santunan. KPU hanya boleh memberikan dalam bentuk santunan, bukan premi asuransi,” ungkapnya.
Dibanding Pemilu 2019, kasus kematian petugas KPPS di Jawa Timur pada Pemilu 2024 lebih sedikit. Pada Pemilu 2019 kasus kematian petugas KPPS mencapai 87 orang.
Menurut Rochani, pihaknya akan melakukan evaluasi agar kasus yang sama ke depan tidak terulang. KPU berkomitmen bertanggung jawab atas semua hasil kinerja para petugas KPPS.
“Kami akan sangat memperhatikan kebutuhan para petugas KPPS, termasuk juga ada santunan bagi petugas KPPS yang sakit hingga rawat inap. Kami sangat menghargai dedikasi para petugas KPPS,” tegasnya.
Sementara Daniel Adhista, anak sulung almarhum Sigit Widodo menuturkan, sebelum meninggal ayahnya diketahui usai pulang dari Kantor Kelurahan.
”Itu katanya ngurus sebentar karena ada data yang tidak bisa terinput. Itu terus pulang habis maghrib, mau gendong ponakan terus ngeluh lemes dan minta diantar ke rumah sakit,” tutur Daniel.
Sebelumnya, Sigit Widodo diketahui mulai sibuk bertugas sejak Senin (12/2/2024) malam. Kemungkinan tenaganya banyak terforsir pada hari pemungutan suara lantaran baru pulang sekitar pukul 05.00 WIB pagi.
Saat itu, kata Daniel, kondisi ayahnya terlihat wajar. ”Bahkan baru pulang itu masih sempet ngantar ibu kerja dan adik sekolah. Itu baru tidur sampai sore. Tapi ternyata malamnya sudah gak ada,” kata dia.
Pihak keluarga tidak menyangka kematian Sigit Widodo begitu cepat. Apalagi selama ini mendiang diketahui tidak memiliki riwayat sakit jantung. ”Mungkin karena diabetesnya kumat, langsung nyerang ke jantung,” pungkasnya.
Penulis: A.Ulul
Editor: Solichan Arif