KEDIRI – Kesebelasan sepak bola Persik Kediri tetap meminta Perserikatan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menghentikan kompetisi tahun ini. Alasannya, kondisi keuangan klub sedang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Presiden Klub Persik Abdul Hakim Bafagih mengatakan situasi pandemi sangat beresiko untuk melanjutkan kompetisi. Semua klub bakal mengalami kesulitan finansial saat kompetisi berjalan. “Apalagi pertandingan setiap pekannya tidak dihadiri suporter di stadion,” kata Hakim dalam siaran persnya, Rabu 1 Juli 2020.
Anggota Komisi DPR RI ini juga mengatakan di tengah pandemi seperti sekarang, tidak ada pihak yang diuntungkan sama sekali dalam industri sepak bola. Semua dirugikan. Mulai federasi, operator liga, klub, sponsor, dan suporter. Hanya saja semua pihak perlu berusaha menyiasati untuk meminimalisir kerugian yang dialami.
Pernyataan itu disampaikan Hakim menyusul diterimanya surat keputusan (SK) PSSI tentang kelanjutan kompetisi Liga 1 2020 kemarin. Meski demikian, Hakim tetap menghargai keputusan federasi. “Kami berusaha menerima keputusan PSSI yang pasti sudah punya pertimbangan cukup menurut mereka,” kata Hakim.
Dia juga mengingatkan PSSI tentang SK yang mengatur renegosiasi kontrak pemain. Sebab Persik akan menggunakan SK tersebut sebagai acuan dalam melakukan renegosiasi dengan pemainnya. Hingga kini PSSI belum menerbitkan penjelasan rinci tentang penyesuaian tersebut meski telah mengeluarkan SK.
Hakim juga meminta PSSI mengakomodir usulan Persik tentang hak komersial yang diterima klub. Menurut dia, nilai yang pantas bagi klub adalah Rp 1,2 sampai Rp 1,5 milyar setiap bulan.
Selanjutnya Hakim memercayakan pelaksanaan pertandingan kepada PT Liga Indonesia Baru yang berjanji menerapkan protokol kesehatan selama kompetisi berlangsung. Apalagi LIB akan menanggung biaya rapid test dan pencegahan Covid-19. (*)