KEDIRI – Bagi sebagian masyarakat Jawa, ramalan Prabu Jayabaya bukanlah mitos. Seiring perjalanan zaman, ramalan itu menuai kenyataan. Termasuk bandara Kediri yang dibangun Gudang Garam.
Selain menjabat Raja Kerajaan Kadiri, Prabu Jayabaya atau Sri Aji Jayabaya dikenal pula sebagai peramal jitu. Ramalannya yang berjuluk Jangka Jayabaya dalam tradisi Jawa dipercaya ditulis oleh Jayabaya sendiri.
Karya itu dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga, yang dapat dilihat di kitab Musasar gubahan Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keasliannya, tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yang menuliskan bahwa Jayabaya yang membuat ramalan tersebut.
Salah satu petikan ramalan yang populer adalah; “Mbesuk yen ana kreta mlaku tanpa jaran, tanah Jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing duwur awang-awang (Kelak akan ada kereta tanpa kuda, tanah Jawa berkalung besi, dan perahu berjalan di udara)”.
baca ini: 62 Tahun Gudang Garam Membangun Kediri
Dalam konteks kekinian, ramalan tersebut dimaknai sebagai sarana transportasi modern. Kereta tanpa kuda berarti kereta api. Tanah Jawa berkalung besi adalah rel kereta api. Dan perahu berjalan di udara bermakna pesawat terbang.
Ketiga ramalan itu memang menjadi kenyataan. Setidaknya keberadaan kereta api, rel kereta api, dan pesawat terbang tak bisa dibantah. Masyarakat banyak memanfaatkan moda transportasi itu sebagai sarana bepergian. Bahkan pemerintah menganggap perlu membangun infrastruktur transportasi darat dan udara untuk kemakmuran masyarakat.
Entah bertepatan atau tidak, ramalan Raja Kerajaan Kadiri ini memiliki korelasi dengan pembangunan bandara di Kabupaten Kediri. Bandara yang menjadi sarana pesawat terbang didirikan di Kecamatan Tarokan, yang merupakan bagian kewilayahan Kerajaan Kadiri.
Melalui PT Gudang Garam Tbk, ramalan Prabu Jayabaya itu disulap menjadi kenyataan sebagai sarana transportasi publik. Kini orang tak lagi bepergian menggunakan kereta kuda, tetapi perahu yang bisa berjalan di udara alias pesawat terbang.
Keberadaan bandara dalam ilmu transportasi modern merupakan terobosan luar biasa. Dengan pesawat terbang, jalur transportasi bisa dipangkas sedemikian rupa, menembus medan darat dan laut yang sulit dijangkau.
Sesuai peruntukannya, pembangunan bandara di Kediri ini bertujuan membuka jalur transportasi udara wilayah Jawa Timur bagian selatan yang selama ini terisolir. Dengan bandara, derajat perekonomian warga akan meningkat dengan aktivitas bisnis yang padat.
Kawasan Gunung Wilis yang kalah pesat dibanding Gunung Kelud juga akan menjelma menjadi episentrum bisnis dan perdagangan. Apalagi pemerintah juga membangun akses jalan tol yang menghubungkan kawasan selingkar Wilis.
Saat ini bandara itu masih dibangun. Setapak demi setapak, ramalan Prabu Jayabaya yang melegenda akan menjadi kenyataan. (*)
Comments 1