Bacaini.id, KEDIRI – Mandeknya renovasi Alun-alun Kota Kediri mulai memicu gejolak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sana. Mereka meminta pemerintah menjelaskan kelanjutan renovasi itu karena mengancam kelangsungan pedagang.
Dalam rapat besar yang diikuti seluruh pedagang kaki lima di Alun-alun Kota Kediri, Rabu malam, 6 Desember 2023, para pedagang mempertanyakan alasan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Kediri menghentikan pembangunan.
Padahal sesuai janji yang disampaikan kepada para PKL, mereka dipindahkan dari alun-alun selama masa renovasi selama tujuh bulan saja. “Kami sudah membayangkan malam tahun baru di sini ramai, pedagang bisa memulihkan pendapatan selama renovasi,” kata Anik, pedagang es kepada Bacaini.id, Rabu, 6 Desember 2023.
Menurut Anik, para pedagang direlokasi ke sebelah Timur dan Selatan alun-alun sejak Mei 2023. Mereka secara suka rela bersedia direlokasi, berharap proyek ini menjadi awal perputaran ekonomi yang lebih menjanjikan.
Sayang pengerjaan proyek senilai Rp17,9 milyar yang ditargetkan selesai dalam waktu tujuh bulan (26 Desember 2023) malah berhenti. Kemungkinan terbesarnya akan dilanjutkan kembali pada tahun 2025 mendatang.
“Tujuh bulan saja sudah lama. Kalau mundur sampai 2025, nasib kami bagaimana? Apa ada kompensasi dari pemkot?” ucap Anik.
Karena itu mereka menuntut Pemkot Kediri menjelaskan secara langsung kepada para PKL tentang kelanjutan proyek itu. Sebab sejak kabar pemutusan kontrak kerja dengan pelaksana proyek yang berbuntut macetnya renovasi alun-alun, tidak satupun pegawai Dinas PUPR yang menjelaskan kepada pedagang.
Penulis: Novira
Editor: Hari Tri W
Comments 1