Bacaini.id, MALANG – Peristiwa Tragedi Kanjuruhan menjelang usia satu tahun dikenang di dalam sebuah ajang pameran seni di Gedung Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang.
Selama 5 hari ke depan, yakni 25-29 September 2023, publik akan disuguhi lukisan, poster, stensil, grafis hingga arsip pemberitaan media massa yang terkait dengan Tragedi Kanjuruhan.
Pameran yang digelar bertujuan merawat ingatan, yakni adanya peristiwa kelam di dunia sepak bola yang telah merenggut nyawa 135 manusia.
“Karena hanya tinggal ingatan itulah yang tidak akan bisa dikuasai. Kami ingin menolak politik pelupaan yang kini sedang terjadi,” ujar Koordinator Pameran Setahun Tragedi Kanjuruhan Rafi Azzamy kepada bacaini.id, Selasa (26/9/2023).
Untuk menggelar pameran Tragedi Kanjuruhan ini Komite Aksi Kamisan Malang telah berkolaborasi dengan mahasiswa FIB UB serta elemen suporter. Total ada sebanyak 52 karya yang dipamerkan.
Rafi Azzamy berharap melalui pameran ini ingatan publik tentang Tragedi Kanjuruhan kembali mengemuka. Sebab atmosfir publik tentang tragedi yang terjadi, yakni khususnya di Malang, dirasa mulai berkurang.
“Padahal jika menilik penegakan hukumnya selama ini terlihat hanya sebatas formalitas dan jauh dari kata adil. Apalagi, renovasi Stadion Kanjuruhan juga sudah berhasil direalisasikan,” ungkapnya.
Selain memamerkan karya seni, pameran Tragedi Kanjuruhan juga akan menggelar diskusi publik dan skrining film produksi Watchdoc. Yakni film bertema aksi kemanusiaan Pak Midun yang gowes dari Malang ke Jakarta tempo lalu. Kegiatan juga akan mengundang keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
”Dari kegiatan itu berisi refleksi Tragedi Kanjuruhan setahun lalu, bahwa kami masih ingat betul tentang malam pembantaian 135 nyawa tersebut,” tegas Rafi.
Sementara salah satu pengunjung pameran Tragedi Kanjuruhan bernama Irgi mengaku merinding melihat karya seni yang dipamerkan. Begitu menyaksikan sejumlah foto-foto korban, rasa kecewanya sontak kembali membuncah.
“Jujur, saya sangat kecewa dengan hasil sidang putusannya. Semoga, dari kejadian ini kita semua bisa belajar kalau fanatisme buta terhadap klub itu tidak baik,” kata Irgi.
Penulis: A.Ulul
Editor: Solichan Arif