Bacaini.id, KEDIRI – Untuk mengurangi intensitas tawuran antar perguruan silat, Korps Brigade Mobil (Brimob) menggelar kompetisi tarung bebas yang dikenal dengan pencak dor. Ini adalah tradisi yang dilahirkan KH Maksum Djauhari untuk menyelesaikan persoalan secara laki-laki.
Pencak dor adalah event pertandingan yang mempertemukan dua pesilat dalam gelangang tarung. Mereka bebas beradu jotos dan tendangan untuk menjatuhkan lawan. Tak ada peraturan khusus yang mengikat para pesilat, selain menghapus dendam usai turun panggung.
“Di atas lawan, di bawah kawan. Itulah yang diajarkan almarhum Gus Maksum kepada para santrinya yang belajar silat,” kata Zainal Abidin, keponakan KH Maksum Djauhari yang akrab disapa Gus Bidin. Dia adalah penerus tradisi pencak dor yang juga pengajar ilmu silat di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.
Kultur itulah yang menginspirasi Korps Brimob untuk menggelar event Pencak Dor Kultur. Event ini mengundang seluruh pesilat dari seluruh pelosok tanah air untuk bertarung secara terhormat di panggung pencak dor, memperebutkan Piala Komandan Brimob Komjen Pol. Drs. Anang Revandoko, M.I.Kom.
Dalam pembukaan kompetisi sore tadi di GOR Jayabaya Kediri, Anang mengajak para pendekar silat untuk meneladani kembali ajaran KH Maksum Djauhari. “Tadi saya sowan pimpinan Pondok Lirboyo, betapa luar biasa (pondok ini) sebagai salah satu pondok terbesar di Kediri. Bagaimana Gus Maksum sebagai tokoh yang luar biasa, punya kemampuan dan dedikasi mengajarkan kemampuan santri (belajar) pencak silat,” katanya, Jumat, 2 Juni 2023.
Tak sekedar mempertemukan antar pesilat dari berbagai perguruan, event ini juga menjadi media mencari bakat atlet silat untuk bertanding ke event internasional seperti Road to UFC Champions. “Harapan kami atlet-atlet yang berprestasi di daerah bisa kita kirim ke luar negeri untuk ajang prestasi yang lebih tinggi,” kata Hadi Santoso, ketua panitia.
Rencananya pertandingan yang digelar Sabtu besok akan melibatkan 75 peserta dari seluruh Indonesia. Mereka akan bertanding dalam 5 partai utama, 20 partai perbaikan peringkat, dan 10 partai pencak dor kultur.
Penulis: Hari Tri Wasono