Bacaini.id, KEDIRI – Tidak hanya Gereja Pohsarang, di Kediri juga ada Gereja Merah yang merupakan salah satu gereja tua dengan bangunan yang menarik. Bangunan peninggalan kolonial Belanda ini merupakan cagar budaya yang sudah berdiri ratusan tahun silam.
Gereja yang berada di seputaran Bunderan Sekartaji, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri memiliki nama asli Gereja Protestan Barat Immanuel. Dari catatan prasasti, Gereja Merah diresmikan pada 21 Desember 1904 oleh seorang pendeta bernama Dominus J.A Broers.
“Pada 21 Desember 2022, besok, Gereja Merah tepat berusia 118 tahun,” kata Pendeta Gereja Merah, Septy Bertas Lilung Sir kepada Bacaini.id, Selasa, 20 Desember 2022.
Pendeta Septy menceritakan, nama Gereja Merah sendiri mulai digunakan sekitar tahun 1996. Seorang pendeta pada kala itu memutuskan mengganti warna cat gereja yang awalnya putih gading menjadi warna merah dan masih bertahan sampai sekarang.
Selain itu, arsitektur bangunan Gereja Merah yang sangat khas dengan gaya pada zaman kolonial Belanda pun juga masih dipertahankan keasliannya. Mulai dari pintu dan jendela yang terbuat dari kayu jati, kaca serta bangunan yang terbuat dari batu bata.
“Mimbar, kursi dan lemari juga tidak dirubah,” imbuhnya.
Lebih dari itu, di gereja yang sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya ini juga masih tersimpan rapi sebuah kitab Injil kuno berbahasa Belanda. Kitab yang berusia hampir satu setengah abad itu berukuran 43×29 sentimeter dengan tebal 10 sentimeter.
Menurut Pendeta Septy, kitab Injil kuno tersebut diterbitkan pada September 1867 oleh De Nederlandtche Bijbel Compagnie. Hingga saat ini, kitab itu disimpan di sebuah kotak kaca yang terletak di altar Gereja Merah.
“Meskipun warna kertasnya telah berubah setengah cokelat karena termakan usia, namun tulisannya masih jelas dan dapat terbaca. Selain itu juga dapat bertahan lama karena bagian depan kitabnya dilapisi sampul kulit yang cukup tebal,” terangnya.
Sampai saat ini, Gereja Merah memiliki banyak jemaat dari Kediri Raya hingga dari sejumlah daerah lain. Menyambut Hari Raya Natal, 25 Desember 2022, gereja yang tidak jarang dikunjungi orang untuk berwisata sejarah ini mulai mempercantik diri. Berbagai pernak-pernik Natal sudah terpasang di dinding, termasuk Pohon Natal beserta hiasannya.
Penulis: Novira