Bacaini.id, KEDIRI – Stadion Brawijaya Kediri menjadi stadion yang paling kurang memadai di antara stadion lain sebagai kandang tim Liga 1 musim ini. Banyak aspek, khususnya di luar lapangan yang dinilai sudah tidak layak.
Wakil LOC Persik Kediri, Tri Widodo menyebutkan seperti tribun VIP yang sangat rendah sehingga pandangan penonton ke arah lapangan sangat terbatas. Selain itu, pagar besi yang membatasi tribun dengan lapangan juga rapuh.
“Kalau dilihat stadion di Liga 1, mungkin Brawijaya ini terjelek lah. Tidak usah munafik karena kondisinya memang begini. Pagarnya reot, tribun VIP itu tidak layak sebenarnya,” kata Widodo saat mendampingi tim verifikasi lapangan dari Kementerian PUPR di Stadion Brawijaya, Rabu, 7 Desember 2022,
Kunjungan Kementerian PUPR ke Stadion Brawijaya dalam rangka melakukan verifikasi awal keandalan kandang Persik Kediri. Kegiatan ini dilakukan sesuai instruksi Presiden Jokowi sekaligus rekomendasi TGIPF selaku tim yang dibentuk paska tragedi Kanjuruhan Malang lalu.
Berdasarkan data, stadion yang berdiri di bawah naungan Pemerintah Kota Kediri ini menjadi salah satu diantara 21 stadion dan enam stadion lain di Jawa Timur yang masuk daftar audit tahap awal.
“Tadi saya menyampaikan ke PUPR agar renovasi Stadion Brawijaya bisa menjadi prioritas. Bukan hanya diverifikasi, tapi benar-benar direnovasi. Kita inginnya seperti itu, karena kondisinya seperti apa, sudah tidak layak kalau untuk Liga 1,” ungkapnya.
Sementara itu, Satker Pelaksanaan Permukiman Wilayah 2 Jatim BPPW Jatim Kementerian PUPR, Any Firgyani menyampaikan pada verifikasi tahap awal ini pihaknya mengevaluasi sejumlah aspek. Meliputi kondisi struktur bangunan, landscape dan akses lapangan.
“Kami menyebutnya masih evaluasi awal terkait keandalan stadion. Aspek yang dievaluasi mulai dari kondisi struktur bangunan, kondisi arsitektur bangunan hingga mechanical, electrical dan plumbing, termasuk kondisi landscape,” kata Any.
Menurutnya, dalam verifikasi tahap awal ini pihaknya masih cukup kesulitan karena berkas-berkas yang seharusnya dipenuhi masih belum lengkap. Khususnya kelengkapan gambar perencanaan pembangunan Stadion Brawijaya.
Meski demikian, hal ini tidak hanya terjadi di Stadion Brawijaya saja. Diakuinya bahwa rata-rata stadion tim Liga 1 di Jawa Timur memang sedikit lemah terkait arsip yang berhubungan dengan gambar atau disebutnya dengan nama DED.
“Sampai saat ini kami hanya dapat gambar struktur bangunannya saja,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Any mengaku belum berani berkomentar banyak terkait hasil verifikasi, karena pihaknya masih baru pertama kali ini melakukan evaluasi di Stadion Brawijaya. Dia hanya menyebut stadion ini relatif sederhana daripada lima stadion lain di Jatim yang sudah lebih dulu mereka kunjungi.
“Baru kali ini kami evaluasi di sini. Relatif sangat sederhana ini mungkin utamanya dari luasan, kalau dari kapasitas kami belum berani berkomentar banyak. Hasil ini nanti akan kami susun sebagai laporan untuk ditindaklanjuti Kementerian PUPR,” pungkasnya.
Penulis: Novira
Tonton video: