Bacaini.id, JOMBANG – Diguyur hujan hampir empat jam menyebabkan ratusan pemukiman di Kabupaten Jombang terendam banjir. Kondisi terparah terjadi di Desa Kademangan Kecamatan Mojoagung.
Sejak Kamis malam, 24 Nopember 2022, banjir sudah merendam ratusan rumah dengan ketinggian 80 cm hingga terparah mencapai 1,5 meter. Petugas BPBD masih bersiaga di lokasi untuk mengantisipasi banjir lebih besar.
Kordinator lapangan BPBD Jombang, Abdi Purwoko mengatakan banjir tercatat melanda tiga kecamatan di Kabupaten Jombang. Banjir diakibatkan meluapnya sungai catak banteng dan kali gunting.
“Kondisi terparah berada di Desa Kademangan,” ujar Abdi di lokasi, Kamis, 24 November 2022, malam.
Anggota BPBD ini menyebut karakteristik banjir yang melanda di wilayah ini cepat naik dan cepat surut. Saat datang air kiriman dari Wonosalam dan Kediri tinggi, dipastikan kedua sungai itu tidak bisa menampung. Dampaknya air meluber ke persawahan hingga masuk ke pemukiman warga.
Hingga Jum’at, 25 November 2022 dini haru, berdasarkan pantauan dari petugas ketinggian masih sekitar 80 sampai 150 sentimeter. Dengan kondisi ini, belum ada warga yang mengungsi karena mereka sudah terbiasa dengan banjir kiriman yang rutin terjadi setiap musim penghujan.
“Hanya beberapa, termasuk ada nenek-nenek yang sakit kita evakuasi ke puskesmas. Tadi malam kita terus patroli, keliling pakai perahu karet,” sebutnya.
Selain di desa Kademangan, banjir di Kecamaan Mojoagung juga melanda di kawasan Desa Betek, Janti dan Tejo. Air juga merendam sejumlah desa di Kecamatan Peterongan dan Jogoroto.
Sementara hingga Jum’at pagi genangan air yang merendam ratusan rumah sudah surut. Warga di Desa Kademangan Kecamatan Mojoagung Jombang sudah kembali beraktifitas. Sebagian warga membersihkan sisa lumpur dan air yang masih mengenang di rumah masing masing.
“Kalau dihitung setiap musim penghujan bisa sampai 13 kali banjir melanda,” keluh Mistar, warga yang rumahnya terendam hingga ketinggian diatas lutut orang dewasa.
Pria ini mengakui kondisi pemukiman yang diapit sungai besar menyebabkan potensi banjir selalu terjadi saat air kiriman dari sungai meluber, seluruh warga sudah terbiasa dan bersiaga. Setiap kali air mulai masuk ke rumah, mereka langsung menaruh seluruh barang elektronik dan berharga di ke plafon yang sudah didesain untuk mengantisipasi banjir.
Menurutnya, warga memilih bertahan di dalam rumah masih menjaga barang berharga miliknya. Jika kondisi banjir terus membesar warga biasanya mengungsikan perempuan dan anak-anak.
“Semoga pemerintah bisa segera dapat solusi agar banjir tidak terus berulang,” pungkasnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira