Bacaini.id, KEDIRI – Sumpah Pemuda merupakan suatu pergerakan kemerdekaan RI yang diusung pemuda pemudi Indonesia. Mereka menyatakan janji satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa.
Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda II yang digagas Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Kongres dihadiri sejumlah organisasi pemuda dari Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Ambon dan Pemuda Kaum Betawi.
Berikut ini struktur panitia Kongres Pemuda II yang digelar pada tanggal 27 – 28 Oktober 1982 sekaligus disebut sebagai tokoh pencetus Sumpah Pemuda :
Ketua: Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
Bendahara: Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I: Djohan Mohammad Tjaja (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemuda Indonesia)
Pembantu III: R. C. L. Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V: Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Kongres Pemuda II digelar dengan tiga kali rapat yang dilakukan di tiga tempat yang berbeda, hingga pada akhirnya tercetuslah Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Rapat pertama digelar pada 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng.
Dalam rapat tersebut, Sugondo Djojopuspito selaku pemimpin rapat menyatakan harapannya bahwa agar Kongres Pemuda II dapat memperkuat semangat persatuan, terutama bagi kaum pemuda Indonesia.
Rapat juga diisi dengan paparan Mohammad Yamin mengenai arti dan hubungan persatuan dengan para pemuda. Disebutkan pula lima faktor yang akan memperkuat persatuan Indonesia, yakni sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan.
Rapat kedua dalam Kongres Pemuda II digelar pada hari berikutnya pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop. Saat itu, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro hadir dan diberi kesempatan untuk memaparkan pemikirannya seputar pendidikan Indonesia.
Kedua pemuda tersebut menyatakan bahwa setiap anak harus mendapat pendidikan kebangsaan dan harus dididik secara demokratis. Pada intinya harus ada keseimbangan antara pendidikan anak di sekolah dan di rumah.
Pada hari yang sama, rapat ketiga kembali digelar di Gedung Indonesische Clubhuis Keramat yang kini diabadikan sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Sesi terakhir Kongres Pemuda II ini Sunario Sastrowardoyo hadir sebagai pembicara sekaligus penasihat. Tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang pernah menjabat sebagai pengurus Perhimpunan Indonesia di Belanda itu menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.
Saat itulah, Muhammad Yamin menuliskan rumusan Sumpah Pemuda pada selembar kertas yang kemudian diserahkan kepada Sugondo Djojopuspito. Rumusan tersebut disetujui dan disepakati bersama sebagai hasil keputusan Kongres Pemuda II. Setelah rapat ditutup, mereka bersama-sama mengikrarkan Sumpah Pemuda sebagai Sumpah Setia.
Soempah Pemoeda
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Hingga kini, setiap tanggal 28 Oktober Bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Isi Sumpah Pemuda mengandung nilai kegotongroyongan, patriotisme, musyawarah, cinta tanah air, kekeluargaan, persatuan, kekeluargaan, cinta damai dan tanggung jawab yang seharusnya diamalkan dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Penulis: Novira
Diolah dari berbagai sumber