Bacaini.id, MALANG – RSUD Dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang telah mengonfirmasi temuan kasus penyakit Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA). Meski belum bisa menyebutkan jumlahnya, namun dari sekian kasus yang ada, 30 persen diantaranya meninggal dunia.
Pihak RSSA menyampaikan bahwa pasien tersebut diterima dalam rentang waktu Agustus hingga Oktober 2022. Diketahui, pasien GGAPA yang dirawat di RSSA Malang berasal dari Malang Raya, Blitar, Pasuruan dan Sidoarjo. Pasien terbanyak berasal dari wilayah Blitar, mencapai 40 persen.
Dokter Spesialis Anak RSSA Malang, dr Astrid Kristina Kardani menuturkan dari sekian kasus yang ditemui, tingkat survival pasien ada sekitar 56 persen.
”Yang meninggal dunia ada 30 persen dan sisanya masih dirawat. Untuk jumlah kami belum bisa menyampaikan sekarang. Mungkin dari pihak Kemenkes,” kata Astrid saat konferensi pers, Kamis 20 Oktober 2022.
Astrid menambahkan jika 90 persen pasien yang dirawat saat ini sedang menjalani terapi cuci darah atau hemodialisis. Secara umum, gejala yang dialami penderita rata-rata demam, diare, batuk, pilek, penurunan kesadaran, nyeri perut, muntah hingga ISPA.
“Mayoritas penderita juga mengalami penurunan fungsi ginjal yang ditandai dengan penurunan produksi urine. Bahkan ada yang tidak ada sama sekali,” jelasnya.
Hingga saat ini, pihaknya juga masih belum bisa menyimpulkan secara pasti penyebab fenomena baru yang terbilang cukup aneh ini, termasuk apakah benar-benar karena obat sirup seperti diduga selama ini.
“Secara epidemiologi penyebabnya masih diselidiki. Sejauh ini dugaannya masih karena infeksi virus bakteri. Tapi juga tidak menutup kemungkinan lain akibat penyebab yang lain,” kata Krisni.
Sebagai pencegahan, saat ini RSSA Malang memutuskan untuk mengobati pasien anak dengan menggunakan obat berupa puyer atau suppositoria yang harus melewati dubur.
Penulis: A.Ulul
Editor: Novira