• Login
  • Register
Bacaini.id
Wednesday, July 16, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Kisah Sukses Mantan ART Miliki 100 Karyawan di Kediri

ditulis oleh redaksi
18/10/2022
Durasi baca: 4 menit
556 5
0
Kisah Sukses Mantan ART Miliki 100 Karyawan di Kediri

Kegiatan menenun di rumah produksi Medali Mas. Foto: bacaini/HTW

Bacaini.id, KEDIRI – Dua puluh lima tahun lalu Siti Rukayah adalah seorang asisten rumah tangga. Kini dia menjadi pengusaha kaya yang memiliki 100 orang karyawan.

Perjalanan hidup Siti Rukayah tak ubahnya roller coaster. Jauh sebelum menjadi pengusaha sukses di bidang tenun ikat, Siti Rukayah adalah seorang asisten rumah tangga. Dia bekerja menjadi pembantu di Arab Saudi dengan beban pekerjaan tak ringan.

“Saya berangkat ke luar negeri saat terjadi krisis di Indonesia. Cari pekerjaan di sini sulit,” kata Siti Rukayah kepada Bacaini.id.

Keputusan menjadi buruh migran diambil setelah usaha pembuatan tenun ikat yang ditekuni bersama suaminya, Munawar gulung tikar. Saat menikah dengan Munawar, mereka diwarisi usaha pembuatan tenun ikat oleh orang tua Munawar di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Kawasan ini dikenal sebagai kampung tenun karena banyak warga yang menjadi penenun dengan beragam produk. Siti Rukayah dan suaminya memproduksi sarung.

Badai krisis moneter yang terjadi di Indonesia tahun 1997 meluluh lantakkan usaha mereka. Seluruh usaha tenun di kampung itu gulung tikar. “Begitu tenun macet, saya nyales (jualan keliling) kosmetik ke daerah pegunungan untuk makan,” kata Siti.

Situ Rukayah. Foto:Bacaini/HTW

Namun lagi-lagi usaha itu tak berlangsung lama. Hasil yang didapat tak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan. Saat itulah Siti memberanikan diri pamit kepada suaminya untuk bekerja di luar negeri.

Keinginan itu tak langsung disetujui Munawar dengan alasan anak mereka masih berusia empat tahun. Apalagi Munawar banyak mendengar kisah tentang nasib buruh migran yang mengalami siksaan dan pelecehan seksual oleh majikan.

Setelah melalui perdebatan berhari-hari, Munawar tak bisa menahan keinginan Siti untuk merantau. Melalui seorang agen yang berkantor tak jauh dari rumah mereka, Siti mendaftar dengan tujuan Arab Saudi.

Negara itu dipilih karena Siti cukup menguasai Bahasa Arab. Sebelum menikah, Siti sempat mengenyam pendidikan Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) setara Diploma II dan menyukai Bahasa Arab.

Meski telah membulatkan tekad meninggalkan tanah air, namun perpisahan dengan suami dan anaknya yang baru saja masuk sekolah Taman Kanak-Kanak terasa sangat berat. “Saya pergi saat anak saya berangkat sekolah,” kenang Siti sambil meneteskan air mata.

Proses memintal benang di Medali Mas

Kontrak kerja selama dua tahun di Tabuk, Arab Saudi terasa sangat lama bagi Siti. Apalagi delapan bulan pertama dilalui sendirian lantaran sang majikan tak pernah menyampaikan surat-surat yang dikirim suaminya dari Indonesia. Siti diminta fokus menjaga tiga anak mereka yang masing-masing berusia 2 tahun, 4 tahun, dan 8 tahun. Ditambah dengan kewajiban membersihkan rumah yang tak kecil.

Celakanya, apa yang dikhawatirkan suaminya terbukti. Siti Rukayah mulai mendapat perlakuan tak menyenangkan dari majikannya. Selain menahan surat yang dikirim dari Indonesia, tak jarang majikan laki-lakinya mengancam akan menembaknya dengan senjata api.

Saat itulah Siti Rukayah memutuskan untuk kembali ke tanah air. Dia merasa uang hasil bekerjanya sudah cukup untuk membiayai hidup di kampung halaman. Selain mengirimkan uang ke Indonesia, Siti Rukayah juga menabung sebagian gajinya di sana.

Belum genap dua tahun bekerja sesuai kontrak, Siti Rukayah pulang ke tanah air. Kepulangannya itu sempat mendapat cibiran warga karena tidak membawa apa-apa. Saat itu sudah menjadi kebiasaan buruh migran untuk membeli benda mewah ketika pulang kampung. “Saya justru membeli benang dalam jumlah banyak,” kata Siti Rukayah.

Benang itu akan menjadi amunisi untuk menggerakkan kembali empat unit mesin tenun yang mangkrak. Dengan ketelatenan dan keuletan, Siti Rukayah berhasil membangun kembali usahanya yang sempat mati.

Saat ini usaha yang diberi label Medali Mas berkembang pesat. Jumlah karyawannya mencapai lebih dari 100 orang. Medal Mas menjadi pionir kampung tenun ikat yang menjadi ikon industri Kota Kediri.

Lima tahun lalu penghasilan Siti Rukayah tercatat Rp300 juta per bulan. Kini dia tak pernah lagi membeberkan omzetnya yang diperkirakan terus bertambah.   

Penulis: HTW

Tonton video:

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: kampung tenunKediritenun ikat
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Pengusutan Korupsi Pokir DPRD Provinsi Jatim Kembali Menggelinding, Siapa yang Berikutnya Terjaring?  

Modus Operandi Korupsi Hibah Pokmas APBD Jatim di Blitar

Tahun 2025, Bisnis Sound Horeg di Blitar Masih Menggiurkan

Bupati Trenggalek Sikapi Fatwa Haram Sound Horeg dengan Aturan Jelas

Diabetes Usia Muda Meningkat, Ini Penyebab dan Cara Pencegahan

Diabetes Usia Muda Meningkat, Ini Penyebab dan Cara Pencegahan

  • KPK di Blitar Lanjut Periksa Saksi Korupsi Hibah APBD Jatim, Siapa Ketar-ketir?

    KPK di Blitar Lanjut Periksa Saksi Korupsi Hibah APBD Jatim, Siapa Ketar-ketir?

    926 shares
    Share 370 Tweet 232
  • Rayyan Dhika, Anak Tari Jalur Tuah Riau Yang Mendunia, Putra Nasabah PNM Mekaar

    960 shares
    Share 384 Tweet 240
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15410 shares
    Share 6164 Tweet 3853
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16591 shares
    Share 6636 Tweet 4148
  • Modus Operandi Korupsi Hibah Pokmas APBD Jatim di Blitar

    590 shares
    Share 236 Tweet 148

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist