Bacaini.id, MALANG – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dipimpin Doni Monardo telah mulai melakukan investigasi di Stadion Kanjuruhan dalam beberapa hari ini. Pada prinsipnya, mereka sedang mengumpulkan bukti dan data yang valid untuk mengungkap kronologi sebenarnya insiden yang menewaskan ratusan suporter itu.
Doni menyampaikan bahwa tim investigasi sudah menyebar untuk mendapatkan bukti-bukti pendukung yang akan menjadi bahan analisis. Semua tahapan dilakukan, mulai tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan hingga kronologi terjadinya insiden gas air mata dan penanganan korban paska insiden.
Menurut Doni, isu paling krusial, tim investigasi sedang menyoroti pintu stadion yang tertutup saat insiden penembakan gas air mata.
“Kemarin saya sudah ke sana, melihat pintu 12 dan 13. Di mana peran steward saat itu sangat krusial,” kata Doni pada awak media, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Terlebih, sesuai prosedurnya, pintu stadion memang harus dibuka 15 menit sebelum pertandingan usai. Namun pada faktanya, Doni mengatakan adanya sejumlah pintu yang tertutup, sehingga membuat suporter tidak bisa keluar untuk menyelamatkan diri.
”Ini harus jelas karena jadi poin paling krusial. Mana pintu yang dibuka, mana yang ditutup dan sebab apa kok ditutup? Itu nanti bisa kita analisis lagi nanti dari rekaman CCTV,” terangnya.
Doni mengungkapkan, saat ini pihaknya sudah mengantongi rekaman CCTV yang sebelumnya disita oleh kepolisian. Total ada 32 titik kamera CCTV di seluruh pintu stadion dan dipastikan berfungsi.
Pihaknya juga telah bertemu dengan semua pihak, mulai dari panitia pelaksana, pengurus klub Arema FC serta berdialog dengan perwakilan supporter. Tim investigasi yang lain juga telah mendatangi Polres Malang, Sat Brimob Malang dan Kodim 0808 Kabupaten Malang.
Tak hanya itu, sebelumnya, tim TGIPF juga sudah mendatangi sejumlah pihak di Surabaya. Satu tim lagi berada di Jakarta yang bertugas mendapatkan keterangan dari pihak-pihak lain yang bisa diakses dari Jakarta.
”Termasuk juga soal penggunaan gas air mata juga sedang dikumpulkan dan didalami oleh tim, baik dari pihak pengamanan, panitia pelaksana, maupun dari pihak korban,” ungkapnya.
Selain mendapatkan informasi dan masukan dari pihak-pihak terkait di lapangan, tim membuka akses informasi dan menerima masukan dari berbagai pihak. Masukan bisa disampaikan dengan cara bertemu langsung dengan tim maupun melalui telepon.
Tim juga membuka akses informasi melalui e-mail, akun media sosial Twitter dan Instagram TGIPF Malang ataupun dengan datang langsung ke Kantor Kemenko Polhukam, Jl. Medan Merdeka Barat No. 15, Jakarta Pusat.
Lebih lanjut, Doni berharap dukungan masyarakat terhadap tim TGIPF. Dukungan ini penting, agar tim bisa bekerja optimal dalam mengusut tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022.
”Kami minta doanya agar bisa bekerja maksimal untuk mengumpulkan semua bukti dan data. Dari bukti dan data inilah nantinya akan diketahui siapa yang bertanggung jawab,” tegasnya.
Penulis: A.Ulul
Editor: Novira