Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Sedekah tidak hanya berupa material semata, sedekah juga bisa diberikan melalui sarana edukasi. Seperti yang dilakukan Tri Wulan Khoirun Ni’mah yang menggunakan dongen muppet sebagai bentuk sedekah kepada anak-anak.
Berbagai boneka muppet dan boneka tangan terpajang rapi di sudut rumah Tri Wulan Khoirun Ni’mah di Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung. Boneka-boneka itu bukan hanya sebagai pajangan, melainkan digunakan untuk melakukan kegiatan sedekah dongeng kepada anak-anak.
Ni’mah mengungkapkan, setidaknya sudah tiga tahun terakhir dia menggeluti sedakah dongeng untuk anak-anak di Tulungagung. Tujuanya melakukan sedekah dongeng adalah untuk memberikan pembelajaran melalui media yang menyenangkan.
“Melalui dongeng, anak-anak akan lebih mudah memahami pembelajaran yang disampaikan. Terutama saya selalu menanamkan pentingnya melakukan sedekah ketika saya melakukan sedekah dongeng kepada anak-anak,” ungkapnya.
Perempuan dua anak itu mengatakan, setidaknya sudah puluhan tempat yang dia jajaki untuk memberikan sedakah dongeng khususnya kepada anak-anak TK dan SD. Tentu saja tidak mudah untuk membuat anak-anak usia dini itu untuk tertarik dengan cerita yang disampaikannya.
“Ini menjadi tantangan bagi saya, selain menarik, saya ingin mereka juga mampu mengambil pesan dari dongen yang saya sampaikan,” ujarnya.
Perempuan berjilbab itu menjelaskan selama ini dia menggunakan boneka muppet dan boneka tangan sebagai sarana edukasi yang mendukung narasi dongeng yang disampaikan. Setidaknya dia memiliki tiga boneka tangan dan dua boneka muppet yang sering digunakan saat sedekah dongeng.
“Tidak pakai alat peraga sebenarnya bisa saja, tetapi karena sasarannya anak-anak, akan lebih menarik dan lebih mengena pesannya kalau pakai alat peraga, dan selama ini saya selalu pakai boneka tangan dan muppet,” jelasnya.
Ni’mah menceritakan kepiawaiannya mendongeng berawal ketika dia belajar teater sewaktu duduk di bangku kuliah. Dari situlah dia mulai memberanikan diri menekuni dunia dongeng. Dia juga menyampaikan bahwa mengolah vocal menjadi hal paling penting dalam mendongeng.
“Saat ini saya sudah bisa menguasai tiga karakter suara. Nah, biasanya ketika emosi saya keluar, suara saya masih sering goyah. Jadi saya sarankan, jika ingin menekuni dunia dongeng, mulailah dengan belajar monolog dan menyampaikannya dengan bahasa sederhana,” tandasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira