Bacaini.id, JOMBANG – Seorang guru honorer di Dusun Parimono, Desa Plandi, Kecamatan Jombang berbisnis sewa busana karnaval. Alih-alih menjahit dari kain mahal, dia justru menggunakan bungkus minuman bekas sebagai bahan pakaian.
Kreativitas ini dilakukan Umi Nadiroh, 44 tahun, yang menyewakan kostum karnaval beragam rupa. Tak hanya bentuknya yang nyentrik, bahan yang dipakai juga anti mainstream. “Saya susun dari plastik bekas kopi dan detergent,” kata Umi kepada bacaini.id, Senin, 15 Agustus 2022.
Siang itu Umi sedang menyelesaikan satu busana berbahan bungkus kopi sachet. Bersama anak perempuan dan seorang pekerja, guru Bimbingan Konseling (BK) di salah satu Madrasah di Perak ini mengerjakan pesanan yang datang. Memasuki bulan Agustus ini jumlah pesanan cukup membanjir.
Bungkus kopi itu dipotong sesuai model. Selanjutnya direkatkan dengan kain yang sudah terdapat gambar pola. Dengan motif yang sama, tempelan pembungkus kopi itu membentuk corak yang unik.
Untuk membuat desain, Umi mengaku merancangnya dengan spontan. Setiap desain diaplikasikan ke satu pakaian saja. Sehingga busana-busana itu terlihat eksklusif. “Modelnya tergantung ide dan kreatifitas yang muncul,” katanya.
Seluruh pakaian yang sudah jadi dipromokan ke media sosial. Setiap busana memiliki harga sesuai dengan keunikan dan kesulitannya. Untuk biaya sewa, Umi mematok Rp250 ribu hingga Rp1 juta.
Selama bulan Agustus pesanan terus meningkat. “Peningkatannya sangat banyak, dulu kita sempat vakum karena pandemi. Sekarang permintaan menggila dan terus berdatangan,” katanya.
Meski membludak, Umi membatasi masa sewa hanya 2-3 hari. Jika masih di wilayah Jawa Timur, Umi memperbolehkan bajunya disewa. Tapi jika sudah luar pulau, dia langsung menjualnya. Sebab ongkos pengiriman ke luar Jawa bisa lebih mahal dibanding harga busananya.
Dari sampah
Umi Nadiroh sudah menekuni usaha sewa busana sejak beberapa tahun terakhir. Ide itu berawal saat dirinya melihat banyak sampah plastik pembungkus minuman dan deterjen.
Berbekal ketrampilan menjahit dan desain yang dimiliki, dirinya mencoba membuat desain pakaian berbahan limbah. Seluruh bahan-bahan itu dikumpulkan dari tetangga dan kenalannya penjual kopi. “Sampah diantar penjual kopi ke rumah,” kata Umi.
Dia berharap apa yang dilakukan ini bisa diikuti masyarakat luas. Sehingga populasi sampah plastik lambat lain bisa berkurang.
Penulis: Syailendra
Editor: HTW
Tonton video: