Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Liem Giok Bing menjadi satu-satunya pengrajin wayang potehi yang tersisa di Tulungagung. Selama puluhan tahun menggeluti wayang potehi, warga Kelurahan Kutoanyar, Kecamatan Tulungagung ini mampu memasarkan hasil karyanya hingga ke luar negeri.
Sebelum menjadi seorang pengrajin, pria yang akrab disapa Kuwato ini berprofesi sebagai dalang wayang potehi. Saking cintanya, Kuwato bahkan bisa menghafal setiap karakter dan peran dalam alur cerita wayang khas Tionghoa itu.
“Dari situlah saya mencoba untuk membuat tokoh dalam wayang potehi. Sampai sekarang kalau dihitung, saya sudah 22 tahun menjadi pengrajin wayang potehi,” kata Kuwato kepada Bacaini.id, Minggu, 22 Mei 2022.
Menurutnya, membuat setiap karakter wayang potehi memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Terlebih, Kuwato sangat memperhatikan detail yang khas pada setiap karakter. Tentu saja hal itu membutuhkan ketelitian dan waktu yang cukup panjang.
Biasanya, untuk membuat satu karakter wayang, Kuwato membutuhkan waktu sekitar satu pekan lamanya. Wayang potehi dibuatnya dengan menggunakan bahan kayu waru. Selain mudah didapat, harga kayu waru juga lebih terjangkau jika dibandingkan dengan bahan kayu yang lain.
“Kayu waru memiliki kualitas yang bagus dan tidak gampang rusak,” imbuhnya.
Puluhan tahun menggeluti potehi, tentu saja Kuwato memiliki tokoh karakter favorit. Dari banyaknya karekter, dia mengaku mengidolakan Sun Go Kong dan Kwang Kong.
“Sejak jadi dalang sampai sekarang jadi pengrajin potehi, saya juga paling suka membuat dua karekter itu,” sambungnya.
Pria berkumis ini mengakui bahwa pengrajin wayang potehi di Tulungagung hanya tinggal dirinya seorang. Meski demikian, sampai saat ini masih banyak masyarakat Tulungagung yang melestarikan wayang ini, hanya melestarikan, bukan sebagai pengrajin.
“Saya sangat senang sekali, kalau ada orang yang ingin belajar membuat karakter wayang potehi. Karena saya ingin kelestarian wayang potehi tetap terjaga, saya berharap banyak kepada para generasi muda untuk ikut melestarikan wayang potehi di Tulungagung,” harapnya.
Lebih lanjut, Kuwato membeberkan jika hasil karyanya selama ini sudah menjangkau pasar nasional hingga internasional. Pemasarannya dilakukan dengan menggunakan kemudahan internet melalui media sosial.
Permintaan pasar akan semakin melonjak pada momen-momen tertentu. Seperti pada saat tahun baru Imlek kemarin, usahanya dibanjiri pesanan pelanggan yang mayoritas berasal dari luar Tulungagung.
“Di Tulungagung peminatnya malah sedikit, tapi kalau di luar Tulungagung saya bisa mengirimkan pesanan hingga ratusan karakter wayang potehi. Paling jauh saya kirim ke Jepang, Taiwan, Australia juga ada,” ungkapnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira