Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Masyarakat Tulungagung harus mawas diri dalam mengkonsumsi takjil. Pasalnya, dari sidak yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, ditemukan takjil yang mengandung Rodamin B dan Boraks.
Kasi Farmasi dan Perbekalan Medis Dinkes Tulungagung, Masduki mengatakan pihaknya melakukan rapid tes sebanyak 106 sample takjil yang dijual di sejumlah wilayah di Tulungagung.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan takjil yang dijual kepada masyarakat Tulungagung. Selain itu, sidak ini bertujuan untuk memastikan konsumsi masyarakat aman,” kata Masduki kepada Bacaini.id, usai sidak hari ini, Jumat, 8 April 2022.
Masduki menjelaskan, sebanyak 104 dari total 106 sampel takjil yang terkumpul dan dilakukan rapid tes ditemukan empat jenis takjil yang mengandung zat berbahaya yakni rodamin B dan juga boraks.
Disebutkannya, untuk jenis takjil yang mengandung rodamin B ada tiga yakni, krupuk goreng pasir, krupuk pohong dan shirup. Sedangkan untuk krupuk puli positif mengandung boraks.
“Kami akan pastikan dulu dengan uji lab. Jika hasilnya positif ada kandungan yang berbahaya maka akan kami tindak lanjuti dengan menyurati penjual serta produsen. Selain itu mereka juga akan mendapatkan resiko hukum,” terangnya.
Namun demikian, pihaknya mengaku belum menemukan takjil yang mengandung bahan berbahaya dari produsen asal Tulungagung. Hal ini juga harus menjadi perhatian, sebab hasil sidak takjil pada tahun sebelumnya ditemukan adanya takjil yang mengandung bahan berbahaya dan berasal dari produsen asal Tulungagung.
“Memang pada tahun lalu kami mendapati takjil yang mengandung bahan berbahaya dari Tulungagung. Tapi saat ini kami masih belum menemukan. Mungkin sudah ada perubahan dari produsen,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Masduki juga mengingatkan agar masyarakat tetap waspada jika hendak membeli takjil. Khusunya, hindari mengkonsumsi takjil yang memiliki ciri-ciri warna mencolok dan tidak wajar.
“Mungkin efeknya tidak langsung terjadi setelah mengonsumsi makanan tersebut, lebih kepada efek jangka panjang yang tentu saja berbahaya bagi tubuh manusia,” tandasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira