• Login
  • Register
Bacaini.id
Saturday, October 18, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Sejarah Masjid Al-Alawi, Lebih Tua Dari Pondok Lirboyo

ditulis oleh Editor
05/04/2022
Durasi baca: 2 menit
762 8
0
Sejarah Masjid Al-Alawi, Lebih Tua Dari Pondok Lirboyo

Masjid tua Al-Alawi Banjarmlati, Kota Kediri. Foto: Bacaini/AK.Jatmiko

Bacaini.id, KEDIRI – Dikenal sebagai kota tua di Indonesia, Kota Kediri memiliki sejarah panjang dalam penyebaran agama Islam. Sebuah bangunan masjid di Kelurahan Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto, menjadi saksi perjuangan para auliya dalam melakukan syiar. Dia adalah Masjid Al-Alawi.

Didirikan oleh Kiai Ambiya, Masjid Al-Alawi berdiri pada akhir abad XVII sampai awal abad XVIII, lebih dulu dibandingkan Pondok Pesantren Lirboyo yang berdiri pada tahun 1910. Hal itu diperkuat dengan adanya makam Kiai Ambiya yang berada di belakang masjid tua tersebut.

Sementara Pondok Pesantren Lirboyo yang didirikan oleh Kiai Abdul Karim atau dikenal dengan Mbah Kiai Manab baru mendirikan masjid tiga tahun setelah berdiri. Menurut catatan sejarah, Masjid Lawang Songo yang merupakan masjid pertama di Pondok Lirboyo dibangun pada tahun 1913.

Keberadaan Masjid Al-Alawi dan Pondok Pesantren Lirboyo ini tak bisa dipisahkan. Ponpes Lirboyo dibangun atas peran Siti Khodijah atau Nyai Dlomroh, putri Kiai Sholeh yang merupakan keturunan Kiai Ambiya. Nyai Dlomroh adalah istri KH. Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo.

Meski berumur tua, bangunan kuno Masjid Al-Alawi dengan nuansa Jawa berbentuk limasan seperti pendopo masih berdiri kokoh sampai sekarang. Terdapat empat tiang utama serta delapan tiang penyangga. Di tiang utama tengah terdapat ukiran rumah lebah yang sudah ada sejak pertama kali masjid tersebut didirikan.

Di sisi serambi masjid juga terdapat sebuah bedug dan kentongan berukuran cukup besar yang terbuat dari kayu berusia tua. Bedug dan kentongan itu masih digunakan oleh jamaah masjid sebelum mengumandangkan adzan hingga kini.

Mohammad Arwani, salah seorang jamaah masjid menjelaskan pada zaman dulu Kyai Ambiya menyusuri Sungai Brantas dan mendapati sebuah kawasan berupa hutan. Uniknya kawasan itu berbau wangi.

“Kawasan tersebut kemudian menjadi tempat tinggal Kiai Ambiya. Beliau mendirikan masjid dan juga pondok pesantren. Karena baunya wangi, Mbah Ambiya memberi nama Banjarmlati atau kawasan yang berbau bunga melati,” kata Arwani kepada Bacaini.id, Senin 4 April 2022.

Arwani juga mengatakan bangunan Masjid Al-Alawi dibuat dari kayu dan berdekatan dengan bibir Sungai Brantas. Seiring perjalanan waktu, bangunan masjid tua itu diperbaiki menjadi lebih kokoh. Proses renovasi dilakukan oleh seorang arsitek dan dibangun bersama para santri Pondok Pesantren Al-Alawi.

Nama besar Kiai Ambiya diturunkan kepada Kiai Sholeh yang merupakan kiai terkenal dan melahirkan tokoh-tokoh agama Islam pendiri pondok pesantren di Kediri. Diantaranya Ponpes Lirboyo, Ponpes Kedunglo, Ponpes Jampes dan Ponpes Batokan.

Hingga kini Masjid Al-Alawi masih menjadi jujukan keturunan dari santri Pondok Pesantren Al-Alawi dari berbagai daerah di Indonesia, terlebih saat bulan Ramadan.

Seperti halnya bulan Ramadan tahun ini, Masjid Al-Alawi kembali mengadakan berbagai kegiatan ibadah seperti salat tarawih, pengajian kitab dan kegiatan ibadah lainnya.

Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Tags: Kiai AmbiyaKiai SholehMasjid Al-Alawi BanjarmlatiMasjid Tua di Kota Kediriponpes lirboyo
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Banyak wisata hits di Surabaya

Jalan-jalan ke Ibu kota Jawa Timur, Apa Saja Wisata Hitsnya?

Tonny Andreas mantan Ketua KONI Blitar raih cumlaude

Sosok Tonny Andreas, Eks Ketua KONI Blitar yang Cumlaude

Dorong Kesetaraan, Webinar Lentera Mapan Seri 3 Angkat Isu Implementasi KHA dan PUG

Dorong Kesetaraan, Webinar Lentera Mapan Seri 3 Angkat Isu Implementasi KHA dan PUG

  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15596 shares
    Share 6238 Tweet 3899
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16622 shares
    Share 6649 Tweet 4156
  • Isu Gratifikasi Membayangi Puncak Hari Jadi Blitar

    2927 shares
    Share 1171 Tweet 732
  • Wali Kota Blitar Pilih Fokus Kerja, Ogah Ladeni Urusan Baperan

    606 shares
    Share 242 Tweet 152
  • Pamer Hummer Listrik 4,5 M, “Rahasia” Ketenaran Gus Iqdam Dibongkar Netizen

    10881 shares
    Share 4352 Tweet 2720

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112